RENDAHNYA
MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMPN 2 KECAMATAN SAWOO
Oleh
:
YULIANI
Kata Pengantar
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa,yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita,sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah berjudul Hubungan Sekolah dan
Masyarakat ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Landasan Pedagogik.Dalam
penyusunan penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak .Oleh karena itu
penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.Semoga allah SWT membalas dengan kebaikan yang berlipat
ganda.
Tak ada gading yang tak retak penulis
menyadari sepenuhnya makalah ini masih banyak kekurangan untuk itu saran dan
kritik yang membangun dari rekan dan pemerhati sangat saya harapkan untuk
kemajuan bersama.
Akir kata,semoga makalah ini mampu memberikan tambahan wawasan
kepada kita semua .Aamiin.
Madiun,Januari
2017
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata
pengantar............................................................................... i
Daftar
isi......................................................................................... ii
Bab I
Pendahuluan.................................................................. 1
A.
Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................... 3
C.
Tujuan Penulisan
.................................................................... 3
D.
Metode Penelitian................................................................... 4
Bab II
Pembahasan Masalah.............................................. 5
A.
Pengertian Motivasi............................................................... 5
B.
Pengertian Belajar ................................................................ 5
C.
Fungsi Motivasi Belajar bagi Siswa
..................................... 15
D.
Faktor Yang mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa................ 18
E.
Cara untuk menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa................ 26
Bab III Penutup
Kesimpulan................................................ 32
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam
motivasi belajar terkandung adanya cita-cita atau aspirasi siswa, ini
diharapkan siswa mendapat motivasi belajar sehingga mengerti dengan apa yang
menjadi tujuan dalam belajar,disamping itu keadaan siswa yang baik dalam
belajar akan menyebabkan siswa tersebut semangat dalam belajar dan mampu
menyelesaikan tugas dengan baik,kebalikannya siswa yang sedang sakit, ia tidak
mempunyai gairah dalam belajar (mudjiono, 2002:98).Menurut Biggs dan Tefler
dalam Dimyanti dan Mudjiono (1994) motivasi belajar siswa dapat menjadi lemah,
lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan,
sehingga mutu hasil belajar menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar
pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus. Dengan tujuan agar siswa
mempunyai motivasi belajar yang kuat, sehingga hasil belajar yang diraihnya
dapat optimal.
Motivasi
belajar yang dimiliki oleh siswa-siswi dalam setiap kegiatan pembelajaran
sangat berperan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
tertentu(Nashar,2004:11). Siswa-siswi tersebut akan mememahami apa yang
dipelajari dan dikuasai serta tersimpan dalam jangka waktu yang lama. Siswa
menghargai apa yang telah dipelajari sehingga merasakan kegunaannya di dalam
kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat.Siswa yang bermotivasi tinggi
dalam belajar memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi
pula, artinya semakin tinggi motivasinya semakin intensitas usaha dan upaya
yang dilakukan juga tinggi, maka semakin tinggi hasil belajar yang
diperolehnya. Siswa melakukan usaha atau upaya untuk meningkatkan keberhasilan
dalam belajar sehingga mencapai keberhasilan yang cukup memuaskan sebagaimana
yang diharapkan. Disamping itu motivasi juga menopang upaya-upaya dan menjaga
agar proses belajar siswa tetap jalan. Hal ini dijadikan siswa gigih dalam
belajar.
Apabila
motif atau motivasi belajar muncul setiap kali belajar, besar kemungkinan hasil
belajarnya meningkat(Nashar:2004:5). Banyak bakat siswa tidak berkembang karena
tidak memiliki motif yang sesuai dengan bakatnya itu apabila siswa itu
memperoleh motif sesuai bakat yang dimilikinya itu, maka lepaslah tenaga yang luar
biasa sehingga tercapai hasil-hasil belajar yang semula tidak terduga.
Sekolah Menengah
Pertama Negeri 2 Kecamatan Sawoo terdapat dua belas kelas, yang masing-masing
kelas berjumlah 25 siswa. Menurut pengamatan di lapangan dan informasi dari
guru kelas masih banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar, terlihat dari
adanya siswa-siswa yang enggan belajar dan tidak bersemangat dalam menerima
pelajaran dikelas, siswa pun yang belum aktif dalam mengerjakan soal latihan
yang diberikan, sehingga hasil belajarnya pun menjadi kurang memuaskan karena
masih banyak nilai di bawah standar kelulusan yakni dibawah 75 padahal selama ini sudah ada
fasilitas-fasilitas sekolah yang diberikan untuk mendukung sarana prasarana
demi kelancaran dalam proses pembelajaran. Hal itulah yang menjadi permasalahan
peneliti, sehingga peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang pengaruh
motivasi belajar terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa.Berdasarkan
pertimbanan pemikiran diatas maka peneliti mengambil judul “RENDAHNYA MOTIVASI
BELAJAR SISWA KELAS VII di SMPN 2 KECAMATAN SAWOO”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasar latar belakang yang telah dikemukakan maka
beberapa hal yang perlu dirumuskan dalam makalah ini antara lain :
1.
Pengertian Motivasi
2.
Pengertian belajar
3.
Fungsi motivasi belajar bagi siswa
4.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar siswa
5.
Cara yang dilakukan untuk
menumbuhkan motivasi
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.
Mengetahui pengertian Motivasi
2.
Mengetahui pengertian belajar
3.
Mengetahui Fungsi motivasi belajar bagi siswa
4.
Mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa
5.
Mengetahui cara yang dapat dilakukan
untuk menumbuhkan motivasi belajar bagi siswa
D. Metode Penulisan
Metode yang
digunakan penulis dalam menyusun makalah ini adalah metode study pustaka dimana
penulis mengambil sumber langsung dari berbagai buku dan media internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Motivasi
Pada
dasarnya motivasi adalah usaha yang didasari untuk mengerahkan dan menjaga
tingkah seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga
mencapai hasil atau tujuan tertentu.Motivasi belajar adalah suatu perubahan
tenaga di dalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Frederick J.Mc.Donald dalam H
Nashar, 2004:39). Tetapi menurut Clayton Aldelfer dalam H.Nashar (20004:42)
motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakuka kegiatan belajar
yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi hasil belajar sebaik mungkin.Motivasi
belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara
optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif
(Abraham Maslow alam H.Nashar, 2004:42) motivasi belajar adalah suatu dorongan
internal dan eksternal yang menyebabkan seseorang atau individu untuk bertindak
atau mencapai tujuan, sehingga perubahan tingkah laku pada diri siswa
diharapkan terjadi.
Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-kegiatannya.
Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-kegiatannya.
B. Pengertian Belajar
Menurut
Wingkel dalam Darsono (2004:4) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis
dalam interaksi dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan
pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.
Djamarah (2002:13) mengemukakan bahwa belajar adalah serangkai kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interakasi dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.
Slamet dalam Djamarah (2002:13) merumuskan juga tentang pengertian belajar yaitu suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil individu sendiri dalam interasksi dengan lingkungan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri manusia yang tampak dalam perubahan tingkah laku seperti kebiasaan, pengetahuan, sikap, keterampilan, dan daya pikir.
Djamarah (2002:13) mengemukakan bahwa belajar adalah serangkai kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interakasi dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.
Slamet dalam Djamarah (2002:13) merumuskan juga tentang pengertian belajar yaitu suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil individu sendiri dalam interasksi dengan lingkungan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri manusia yang tampak dalam perubahan tingkah laku seperti kebiasaan, pengetahuan, sikap, keterampilan, dan daya pikir.
a.
Unsur-unsur dalam belajar
Menurut Gagne dalam Catharina Tri Ani (2006:4) unsur-unsur yang saling berkaitan sehingga menghasilkan perubahan prilaku yakni:
Menurut Gagne dalam Catharina Tri Ani (2006:4) unsur-unsur yang saling berkaitan sehingga menghasilkan perubahan prilaku yakni:
1.
Pembelajar
Pembelajar dapat berupa peserta didik, pembelajar, warga belajar, dan peserta pelatihan. Pembelajar memiliki organ penginderaan yang digunakan untuk menangakap rangsangan otak yang digunakan untuk mentransformasikan hasil penginderaannya ke dalam memori yang kompleks dan syaraf atau otot yang digunakan untuk menampilakan kinerja yang menunjukan apa yang telah dipelajari.sehingga dari pembelajaran ini akan ada perubahan terhadap yang belajar
Pembelajar dapat berupa peserta didik, pembelajar, warga belajar, dan peserta pelatihan. Pembelajar memiliki organ penginderaan yang digunakan untuk menangakap rangsangan otak yang digunakan untuk mentransformasikan hasil penginderaannya ke dalam memori yang kompleks dan syaraf atau otot yang digunakan untuk menampilakan kinerja yang menunjukan apa yang telah dipelajari.sehingga dari pembelajaran ini akan ada perubahan terhadap yang belajar
2.
Rangsangan/stimulus
Peristiwa yang merangsang penginderaan pembelajar disebut situasi stimulus. Contoh dari stimulus tersebut adalah suara, sinar, warna, panas, dingin, tanaman, gedung, dan orang. Agar pembelajar mampu belajar optimal maka harus memfokuskan pada stimulus tertentu yang diminati.
Peristiwa yang merangsang penginderaan pembelajar disebut situasi stimulus. Contoh dari stimulus tersebut adalah suara, sinar, warna, panas, dingin, tanaman, gedung, dan orang. Agar pembelajar mampu belajar optimal maka harus memfokuskan pada stimulus tertentu yang diminati.
3.
Memori
Memori pembelajar berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas belajar sebelumnya.
Memori pembelajar berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas belajar sebelumnya.
4.
Respon
Respon merupakan tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori. Pembelajar yang sedang stimulus maka memori yang ada di dalam dirinya kemudian memberikan respon terhadap stimulus tersebut.
Respon merupakan tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori. Pembelajar yang sedang stimulus maka memori yang ada di dalam dirinya kemudian memberikan respon terhadap stimulus tersebut.
b.
Faktor-faktor dalam belajar
Menurut Wasti Soemanto (2003:113) dalam belajar banyak sekali faktor yang mempengaruhi belajar namun dari sekian banyaknya faktor yang mempengaruhi belajar, hanya dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu:
Menurut Wasti Soemanto (2003:113) dalam belajar banyak sekali faktor yang mempengaruhi belajar namun dari sekian banyaknya faktor yang mempengaruhi belajar, hanya dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu:
1.
Faktor-faktor stimulus belajar
Stimulus belajar adalah segala hal di luar individu yang merangsang individu untuk mengadakan reaksi atau pembuatan belajar, misalnya panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat ringannya tugas, suasana lingkungan eksternal.
Stimulus belajar adalah segala hal di luar individu yang merangsang individu untuk mengadakan reaksi atau pembuatan belajar, misalnya panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat ringannya tugas, suasana lingkungan eksternal.
2.
Faktor-faktor metode belajar
Metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh si pelajar maka metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar, misalkan kegiatan berlatih atau praktek, menghapal atau mengingat, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, bimbingan dalam belajar
Metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh si pelajar maka metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar, misalkan kegiatan berlatih atau praktek, menghapal atau mengingat, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, bimbingan dalam belajar
3.
Faktor-faktor individual
Faktor-faktor individual juga sangat besar pengaruhnya dalam belajar seseorang, misalnya tentang kematangan individu, usia, perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, motivasi, dan kondisi kesehatan.
Faktor-faktor individual juga sangat besar pengaruhnya dalam belajar seseorang, misalnya tentang kematangan individu, usia, perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, motivasi, dan kondisi kesehatan.
c.
Strategi belajar yang efektif
Solvin dalam Catharina Tri Ani (2006:65) menyarankan tiga strategi belajar yang dapat digunakan untuk belajar yang efektif, yaitu:
Solvin dalam Catharina Tri Ani (2006:65) menyarankan tiga strategi belajar yang dapat digunakan untuk belajar yang efektif, yaitu:
1.
Membuat catatan
Strategi yang paling banyak digunakan pada waktu belajar dari bacaan maupun dari mendengarkan ceramah adalah mencatat, strategi ini akan menjadi efektif untuk materi belajar tertentu karena mempersyaratkan pengolahan mental untuk memperoleh gagasan uatama tenatang materi yang telah dipelajari dan pembuatan keputusan tentang gagasan-gagasan apa yang baru ditulis.
Strategi yang paling banyak digunakan pada waktu belajar dari bacaan maupun dari mendengarkan ceramah adalah mencatat, strategi ini akan menjadi efektif untuk materi belajar tertentu karena mempersyaratkan pengolahan mental untuk memperoleh gagasan uatama tenatang materi yang telah dipelajari dan pembuatan keputusan tentang gagasan-gagasan apa yang baru ditulis.
2.
Belajar kelompok
Belajar kelompok ini memungkinkan siswa membahas materi yang telah dibaca atau didengar dikelas. Belajar kelompok lebih baik dibandingkan belajar sendiri-sendiri karena belajar kelompok posisi penyaji dan pendengar ini dapat dilakukan secara bergantian sehingga seluruh individu dalam kelompok memiliki pemahaman yang sama terhadap materi yang dipelajari.
Belajar kelompok ini memungkinkan siswa membahas materi yang telah dibaca atau didengar dikelas. Belajar kelompok lebih baik dibandingkan belajar sendiri-sendiri karena belajar kelompok posisi penyaji dan pendengar ini dapat dilakukan secara bergantian sehingga seluruh individu dalam kelompok memiliki pemahaman yang sama terhadap materi yang dipelajari.
3.
Menggunakan metode PQR4 (Preview,
Question, Read, Reflect, Recite dan Review).
Strategi belajar ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan daya ingat siswa terhadap materi yang dipelajari. Prosedur yang digunakan dalam metode ini adalah mensurvey atau membaca dengan cepat materi yang dibaca, membuat pertanyaan untuk diri sendiri, membaca materi, memahami dan membuat kebermaknaan informasi yang disajikan, praktek mengingat informasi, bertanya secara aktif atas materi yang dipelajari.
Strategi belajar ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan daya ingat siswa terhadap materi yang dipelajari. Prosedur yang digunakan dalam metode ini adalah mensurvey atau membaca dengan cepat materi yang dibaca, membuat pertanyaan untuk diri sendiri, membaca materi, memahami dan membuat kebermaknaan informasi yang disajikan, praktek mengingat informasi, bertanya secara aktif atas materi yang dipelajari.
d.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar
Menurut Dalyono (1997:55-60) berhasil tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan oleh dua faktor,yaitu:
Menurut Dalyono (1997:55-60) berhasil tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan oleh dua faktor,yaitu:
1.
Faktor intern (yang bersal dari dalam
diri orang yang belajar)
a.
Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar,seseorang yang tidak selalu sehat,sakit kepala,demam,pilek batuk dan sebagainya dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.demikian juga halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik.
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar,seseorang yang tidak selalu sehat,sakit kepala,demam,pilek batuk dan sebagainya dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.demikian juga halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik.
b.
Intelegensi dan bakat
Kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemapuan belajar. Seseorang yang mempunyai intelegesi yang baik (IQ-nya tinggi). Umumnya mudah belajar dan hasilnyapun cenderung baik.Bakat juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar.Jika seseorang mempunyai intelegensi yang tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari,maka proses belajar akan lebih mudah dibandingkan orang yang hanya mempunyai integensi tinggi saja atau bakat saja.
Kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemapuan belajar. Seseorang yang mempunyai intelegesi yang baik (IQ-nya tinggi). Umumnya mudah belajar dan hasilnyapun cenderung baik.Bakat juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar.Jika seseorang mempunyai intelegensi yang tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari,maka proses belajar akan lebih mudah dibandingkan orang yang hanya mempunyai integensi tinggi saja atau bakat saja.
c.
Minat dan motivasi
Minat dapat timbul karena adanya daya tarik dari luar dan juga datang dari sanubari,timbulnya minat belajar disebabkan beberapa hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikan martabat atau ingin memperoleh pekerjaan yang baik hasrat ingin hidup senang atau bahagia,begitu pula seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat,akan melaksanakan kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh,penuh gairah dan semangat. Motivasi adalah penggerak atau pendorong.
Minat dapat timbul karena adanya daya tarik dari luar dan juga datang dari sanubari,timbulnya minat belajar disebabkan beberapa hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikan martabat atau ingin memperoleh pekerjaan yang baik hasrat ingin hidup senang atau bahagia,begitu pula seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat,akan melaksanakan kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh,penuh gairah dan semangat. Motivasi adalah penggerak atau pendorong.
d.
Cara belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya, belajar tanpa memperhatikan tekhnik dan faktor fisiologis,psikologis,dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang.
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya, belajar tanpa memperhatikan tekhnik dan faktor fisiologis,psikologis,dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang.
2.
Faktor eksternal (yang berasal dari
orang yang belajar)
a.
Keluarga
Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar,misalnya tinggi rendahnya pendidikan,besar kecilnya perhatian dan penghasilan.
Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar,misalnya tinggi rendahnya pendidikan,besar kecilnya perhatian dan penghasilan.
b.
Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar cukup berpengaruh tingkat keberhasilan anak.Kualitas guru,metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak,keadaan fasilitas atau perlengkapan disekolah dan sebaginya, semua ini akan mempengaruhi kegiatan belajar.
Keadaan sekolah tempat belajar cukup berpengaruh tingkat keberhasilan anak.Kualitas guru,metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak,keadaan fasilitas atau perlengkapan disekolah dan sebaginya, semua ini akan mempengaruhi kegiatan belajar.
e.
Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan diskripsi tentang perubahan prilaku yang di inginkan atau deskripsi produk yang menunjukan bahwa belajar telah terjadi.Gagne dan briggs dalam Nashar mengklasifikasikan hasil belajar menjadi 5,yaitu:
Tujuan pembelajaran merupakan diskripsi tentang perubahan prilaku yang di inginkan atau deskripsi produk yang menunjukan bahwa belajar telah terjadi.Gagne dan briggs dalam Nashar mengklasifikasikan hasil belajar menjadi 5,yaitu:
a.
Keterampilan intelektual
(intellectual skills)
Keterampilan intelek merupakan kemampuan yang membuat individu kompeten. Kemampuan ini bertentangan dari kemahiran bahasa sederhana seperti menyusun kalimat sampai pada kemahiran teknis maju,seperti teknologi rekayasa dan kegiatan ilmiah. Keterampilan itu misalnya menemukan kekuatan jembatan atau memprediksi inflasi mata uang.
Keterampilan intelek merupakan kemampuan yang membuat individu kompeten. Kemampuan ini bertentangan dari kemahiran bahasa sederhana seperti menyusun kalimat sampai pada kemahiran teknis maju,seperti teknologi rekayasa dan kegiatan ilmiah. Keterampilan itu misalnya menemukan kekuatan jembatan atau memprediksi inflasi mata uang.
b.
Strategi kognitif (cognitive
strateggis)
Strategis kognitif merupakan kemampuan yang mengatur prilaku belajar,mengingat dan berpikir seseorang. Misalnya kemampuan mengendalikan prilaku ketika membaca yang dimaksudkan untuk belajar dan metode internal yang digunakan untuk memperoleh inti masalah.kemampuan yang berada dalam strategi kognitifini digunakan oleh pembelajar dalam memecahkan masalah secara kreatif.
Strategis kognitif merupakan kemampuan yang mengatur prilaku belajar,mengingat dan berpikir seseorang. Misalnya kemampuan mengendalikan prilaku ketika membaca yang dimaksudkan untuk belajar dan metode internal yang digunakan untuk memperoleh inti masalah.kemampuan yang berada dalam strategi kognitifini digunakan oleh pembelajar dalam memecahkan masalah secara kreatif.
c.
Informasi verbal (verbac
information)
Informasi verbal merupakan kemampuan yang diperoleh pembelajar dalam bentuk informasi atau pengetahuan verbal. Pembelajaran umumnya telah memiliki memori yang amumnya telah digunakan dalam bentuk informasi,seperti nama bulan,hari,minggu,bilangan,huruf,kota,Negara,dan sebagainya.Informasi verbal yang dipelajari disituasi pembelajaran diharapkan dapat diingat kembali setelah pembelajar menyelesaikan kegiatan pembelajar.
Informasi verbal merupakan kemampuan yang diperoleh pembelajar dalam bentuk informasi atau pengetahuan verbal. Pembelajaran umumnya telah memiliki memori yang amumnya telah digunakan dalam bentuk informasi,seperti nama bulan,hari,minggu,bilangan,huruf,kota,Negara,dan sebagainya.Informasi verbal yang dipelajari disituasi pembelajaran diharapkan dapat diingat kembali setelah pembelajar menyelesaikan kegiatan pembelajar.
d. Keterampilan
motorik (Motor skills)
Keterampilan motorik merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kelenturan syaraf dan otot,pembelajar naik sepeda,menyetir mobil,menulis halus merupakan beberapa contoh yang menunjukan keterampialn motorik. Dalam kenyataannya,pendidikan disekolah lebih benyak menekankan pada fungsi intelektual dan seringkali mengabaikan keterampilan motorik,kecuali untuk sekolah teknik.
Keterampilan motorik merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kelenturan syaraf dan otot,pembelajar naik sepeda,menyetir mobil,menulis halus merupakan beberapa contoh yang menunjukan keterampialn motorik. Dalam kenyataannya,pendidikan disekolah lebih benyak menekankan pada fungsi intelektual dan seringkali mengabaikan keterampilan motorik,kecuali untuk sekolah teknik.
e. Sikap
(Attitudes)
Sikap merupakan kecenderungan pembelajaran untuk memilih sesuatu,setiap pembelajar memiliki siakap terhadap berbagai benda,orang dan situasi.efek sikap ini dapat diamati dari reaksi pembelajar (positif atau negatif) terhadap benda,orang atau pun situasi yang sedang dihadapi.
Sikap merupakan kecenderungan pembelajaran untuk memilih sesuatu,setiap pembelajar memiliki siakap terhadap berbagai benda,orang dan situasi.efek sikap ini dapat diamati dari reaksi pembelajar (positif atau negatif) terhadap benda,orang atau pun situasi yang sedang dihadapi.
f.
Evaluasi hasil belajar
Secara rinci fungsi evaluasi dalam pengajaran dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu:
Secara rinci fungsi evaluasi dalam pengajaran dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu:
1.
Untuk mengetahui kemajuan dan
perkembangan serta keberhasilan siswa setelah melakukan kegiatan selama jangka
waktu tertentu
2.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan
progaram pengajaran
3.
Untuk keperluan bimbingan konseling
4.
Untuk keperluan pengembangan dan
perbaikan kurikulumsekolah bersangkutan.
Salah satu tahap kegiatan evaluasi,baik yang berfungsi formatif maupun sumatif adalah tahap pengumpulan informasi melalui pengukuran. Menurut Darsono (2000,110-111) pengumpulan informasi hasil belajar dapat ditempuh melalui dua cara yaitu:
Salah satu tahap kegiatan evaluasi,baik yang berfungsi formatif maupun sumatif adalah tahap pengumpulan informasi melalui pengukuran. Menurut Darsono (2000,110-111) pengumpulan informasi hasil belajar dapat ditempuh melalui dua cara yaitu:
a.
Teknik Tes
Teknik tes biasanya dilakukan disekolah-sekolah dalam rangka mengakhiri tahun ajaran atau semester.Pada akhir tahun,sekolah mengadakan tes akhir tahun. Menurut pola jawabannya tes dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: tes objektif,tes jawaban singkat,dan tes uraian.
Teknik tes biasanya dilakukan disekolah-sekolah dalam rangka mengakhiri tahun ajaran atau semester.Pada akhir tahun,sekolah mengadakan tes akhir tahun. Menurut pola jawabannya tes dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: tes objektif,tes jawaban singkat,dan tes uraian.
b.
Teknis Non Tes
Pengumpulan informasi atau pengukuran dalam evaluasi hasil belajar dapat juga dilakukan melalui observasi,wawancara dan angket. Teknis non tes lebih banyak digunakan untuk mengungkap kemampuan psikomotorik dan hasil belajar efektif.
Pengumpulan informasi atau pengukuran dalam evaluasi hasil belajar dapat juga dilakukan melalui observasi,wawancara dan angket. Teknis non tes lebih banyak digunakan untuk mengungkap kemampuan psikomotorik dan hasil belajar efektif.
c.
Fungsi
Motivasi Belajar Bagi Siswa
Menurut
Sudirman (2008:83) fungsi motivasi belajar ada tiga yakni sebagai berikut:
1.
Mendorong manusia untuk berbuat
Sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.Dimana sebagai motor dia akan menumbuhkan semangat pada peserta didik untuk melakukan apa yang seharusnya ia lakukan,tidak ada rasa malas,apa yang dilakukan selalu dilakukan dengan optimis dan yakin bahwa apa yang dilakukan tersebut tidak akan sia-sia ,meskipun sekarang belum bermanfaat secara nyata tetapi pserta didik yakin itu akan ia butuhkan dimasa yang akan.dengan semangat seperti ini peserta didik tidak malas untuk mencoba ia akan terus berusaha andaikan apa yang ia kerjakan tersebut mengalami kegagalan.sehingga apa yang dilakukan tersebut dianggap sebuah kebutuhan yang harus dia penuhi terus menerus bukan lagi menggaap itu sebuah kewajiban
Sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.Dimana sebagai motor dia akan menumbuhkan semangat pada peserta didik untuk melakukan apa yang seharusnya ia lakukan,tidak ada rasa malas,apa yang dilakukan selalu dilakukan dengan optimis dan yakin bahwa apa yang dilakukan tersebut tidak akan sia-sia ,meskipun sekarang belum bermanfaat secara nyata tetapi pserta didik yakin itu akan ia butuhkan dimasa yang akan.dengan semangat seperti ini peserta didik tidak malas untuk mencoba ia akan terus berusaha andaikan apa yang ia kerjakan tersebut mengalami kegagalan.sehingga apa yang dilakukan tersebut dianggap sebuah kebutuhan yang harus dia penuhi terus menerus bukan lagi menggaap itu sebuah kewajiban
2.
Menentukan cara perbuatan kearah
tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat membenarkan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.artinya apabila seseoran
sudah termotivasi untuk memenuhi sebuah target yang harus ia penuhi secara
otomatis motivasi ini akan dapat melahirkan sebuah inspirasi solusi apa yang
dapat dilakukan agar apa yang menjadi target dapat dilakukan sesuai dengan apa
yang sudah direncanakan.
3.
Menyeleksiperbuatan
Yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat dengan tujuan tersebut.Dalam hal ini dimaksudkan dimana apabila seorang peserta didik memiliki motivasi yabg tinggi secara otomatis dia akan mampu menyeleksi pilihan mana yang paling menguntungkan dan mana yang akan merugikan.karena dalam hal ini dia sudah memiliki target yang harus ia capai sehingga segala aral dan rintangan yang ada dihadapannya tidak lagi menjadi masalah bagi dia.
Yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat dengan tujuan tersebut.Dalam hal ini dimaksudkan dimana apabila seorang peserta didik memiliki motivasi yabg tinggi secara otomatis dia akan mampu menyeleksi pilihan mana yang paling menguntungkan dan mana yang akan merugikan.karena dalam hal ini dia sudah memiliki target yang harus ia capai sehingga segala aral dan rintangan yang ada dihadapannya tidak lagi menjadi masalah bagi dia.
Hamlick
(2003:161:) juga mengemukakan tiga fungsi motivasi,yaitu:
1.
Mendorong timbulnya kelakuan atau
sesuatu perbuatan
Tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar.Dengan motivasi disini seseorang akan siap melakukan segala perbuatan yang akan mempermudah tercapainya apa yang ia cita-citakan dan harapkan.
Tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar.Dengan motivasi disini seseorang akan siap melakukan segala perbuatan yang akan mempermudah tercapainya apa yang ia cita-citakan dan harapkan.
2.
Motivasi berfungsi sebagai pengarah
Artinya menggerakan perbutan kearah pencapaian tujuan yang diinginkan.karena disi ia sudah memiliki motivasi tentunya dia sudah memiliki tujuan yang harus ia capai sehingga hal-hal yang tidak berguna bagi tercapainya tujuan tidak akan dilakukan.
Artinya menggerakan perbutan kearah pencapaian tujuan yang diinginkan.karena disi ia sudah memiliki motivasi tentunya dia sudah memiliki tujuan yang harus ia capai sehingga hal-hal yang tidak berguna bagi tercapainya tujuan tidak akan dilakukan.
3.
Motivasi berfungsi penggerak
Motivasi ini berfungsi sebagi mesin, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan atau perbuatantersebut akan dilakukan.
Jadi fungsi motivasi secara umum adalah sebagai penggerak yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan tertentu untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Motivasi ini berfungsi sebagi mesin, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan atau perbuatantersebut akan dilakukan.
Jadi fungsi motivasi secara umum adalah sebagai penggerak yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan tertentu untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Menurut
Catharina Tri Ani (2002:4) hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang
diperoleh pembelajaran setelah menjalani proses belajar.Hasil belajar juga
merupakan kemapuan yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar (H
Nashar,2004:77). Hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan
pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan
baerupa rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh terhadap
besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar (Keller
dalam H Nashar,2004:77) Seseorang dapat di katakan telah belajar sesuatu
apabila dalam dirinya telah terjadi perubahan, akan tetapi tidak semua
perubahan yang terjadi. Jadi hasil belajar merupakan pencapaian tujuan dan hasil
belajar sebagai produk dari proses belajar, maka di dapatkan hasil belajar.
d.
Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa
Menurut
Muhibbin Syah faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
1.
Faktor Internal
Faktor
internal bisa disebut faktor dari dalam diri siswa sendiri.Faktor tersebut
meliputi 2 aspek yaitu :
a.
Aspek Fisiologis
yaitu aspek
yang bersifat jasmaniah misalnya kesehatan siswa,kondisi-kondisi organ fisik
siswa contoh tangan kaki mata pendengaran dan lain-lain
b.
Aspek psikologis
Yaitu aspek
yang bersifat rohani misalnya tingkat kecerdasan Siswa,bakat siswa dan minat
siswa
2.
Faktor Eksternal
Faktor
eksternal juga dapat disebut faktor dari luar siswa,seperti faktor internal
faktor eksternal juga terdiri dari 2 macam yaitu:
a.
Aspek lingkungan non sosial
Yaitu
lingkungan yang terdiri dari gedung sekolah dan letaknya,rumah tempat tinggal
keluarga siswa dan letaknya,alat-alat belajar,keadaan cuaca dan waktu belajar
yang digunakan siswa.Dalam hal ini kita bisa mengambil salah satu aspek
lingkungan non sosial yaitu letak rumah tempat tinggal keluarga siswa,Dimana
daerah kami yang secara geografis terletak didaerah pegunungan sehingga antara
rumah satu dengan yang lain sebagian besar saling berjauhan termasuk juga jarak
sekolah dengan keluarga siswa hal ini tentunya juga sangat berpengaruh terhadap
motivasi belajar siswa .Dimana di daerah saya ini fasilitas angkutan umum tidak
ada sehingga untuk menjangkau sekolah hanya dapat ditempuh dengan kendaraan
pribadi ataupun berjalan kaki.Untuk yang memilki kendaraan pribadi tidak akan
menimbulkan masalah lagi tetapi bagi anak-anak yang tidak memilki kendaraan
sendiri harus berjalan kaki dengan jarak 4-5 km sehingga untuk 2x perjalan
berangkat dan pulang mereka harus menempuh 8-10km setiap hari tentu ini bukan
hal yang mudah perlu dilakukan dengan dengan penuh perjuangan dan motivasi
Faktor lingkungan adalah jarak tempat tinggal.
Faisal Akbar (2008) menyampaikan tempat tinggal adalah keberadaan siswa
bernaung atau tinggal di sebuah rumah seperti kost, rumah orang tua, atau
menumpang pada rumah orang lain. Faktor yang mempengaruhi jarak tempuh siswa ke
sekolah salah satunya adalah sarana yang digunakan. Jika sarana merupakan
kendala bagi daya tempuh jarak, berarti jarak tempat tinggal dapat menggangu
proses belajar siswa. Dengan demikian jauh dekatnya jarak dapat menentukan
kondisi siswa terutama dalam meraih prestasi belajar. Semakin jauh jarak yang
ditempuh siswa dari tempat tinggal ke sekolah maka semakin banyak waktu dan
tenaga yang dikeluarkan. Hal ini mengakibatkan waktu yang digunakan untuk
belajar semakin berkurang.Selain itu faktor kecapekan juga dapat menyebabkan
siswa untuk malas belajar karena ia akan banyak membutuhkan waktu untuk
memulihkan energi yang akan digunakan kembali esok hari.Kemudian faktor kedua
yang bisa kita gunakan sebagai bahan pertimbangan terhadap rendahnya motivasi
belajar siswa di SMPN 2 Kecamatan Sawoo adalah faktor cuaca dimana daerah nya
merupakan pegunungan sehingga apabila musim penghujan jalan yang sebagian besar
masih jalan makadam ataupun tanah juga menjadi sebuah masalah apabila dilewati
di pagi hari ketika siswa mau berangkat sekolah,sehingga apabila dalam kondisi
seperti itu juga tidak sedikit siswa yang tidak masuk sekolahkarena alasan
jalan yang licin dan tanjakan tidak bisa dilewati .
b.
Aspek Lingkungan Sosial
Yaitu
aspek lingkungan yang terdiri dari orang tua
(
keluarga) ,guru, para karyawan teman-teman sekelas,tetangga dan masyarakat
sekitar anak berada
a. Faktor Keluarga, Lingkungan keluarga akan berpengaruh terhadap
pencapaian hasil belajar peserta didik di mana ia menerima pengaruh berupa; 1)
Cara orang tua mendidik anak, 2) Relasi antar anggota keluarga, 3) Suasana
rumah, 4) Keadaan ekonomi Keluarga, dan 5) Pengertian orang tua.
Perhatian
orang tua dalam mendidik anak di lingkungan keluarga sangatlah penting karena
lingkungan keluarga adalah tempat terbaik untuk memulai pendidikan, dalam
lingkungan keluarga kesempatan belajar dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan
bakat anak. Semua orang tua mempunyai tanggung jawab yang mulia untuk
memberikan pendidikan jasmani, rohani dan pendidikan mental, inilah yang
menjadi tujuan setiap orang tua supaya memberikan jaminan dalam perkembangan
pada anaknya. Bagi orang tua yang sadar mengenai pentingnya pendidikan anak di
dalam keluarga, memandang anak sebagai individu yang sedang tumbuh berkembang,
belajar sesuatu yang baru, mengetahui segala sesuatu yang baru dan mengetahui
segala sesuatu yang ada disekitarnya. Hal ini yang menyebabkan orang tua merasa
terpanggil untuk mendidik anak-anaknya sejak kecil demi mengembangkan segala
potensi yang masih terpendam dalam diri mereka, sehingga perhatian orang tua perlu dipaparkan lebih lanjut
untuk melihat sejauh mana perhatian orang tua mempengaruhi prestasi belajar
siswa.
Bagi orang tua yang sadar mengenai pentingnya pendidikan
anak di dalam keluarga, memandang anak sebagai individu yang sedang tumbuh
berkembang, belajar sesuatu yang baru, mengetahui segala sesuatu yang baru dan
mengetahui segala sesuatu yang ada disekitarnya. Hal ini yang menyebabkan orang
tua merasa terpanggil untuk mendidik anak-anaknya sejak kecil demi
mengembangkan segala potensi yang masih terpendam dalam diri mereka, sehingga
perhatian orang tua perlu dipaparkan lebih lanjut untuk melihat sejauh mana
perhatian orang tua mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Perhatian
orang tua para siswa di SMPN 2 Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo masih dapat
dikatakan kurang, hal tersebut dapat dilihat dari segi lingkungan keluarga para
siswa yang tinggal di lingkungan pedesaan dan mempunyai orang tua yang
berpendidikan rendah dan juga anak-anak yang tinggal bersama nenek kakeknya sementara orang tua mereka pergi merantau mencari nafkah.
Permasalahan yang mempengaruhi prestasi belajar yang dimiliki para siswa dalam
lingkungan keluarga adalah kurangnya perhatian orang tua terhadap jam belajar
anak-anaknya, karena mereka sebagian tidak berada dalam satu rumah ,orang tua
tidak memiliki target prestasi yang akan diperoleh anaknya, pendidikan orang
tua yang rendah sehingga tidak tahu mana yang terbaik untuk masa depan anak.
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu disiplin belajar yang itu
menunjukan rendahnya motivasi siswa dalam belajar .
b.
Faktor
Sekolah, akan mempengaruhi motivasi belajar dengan mencakup yakni:
1.
Metode
mengajar yaitu bagaimana para pendidik yang ada di sekolah tersebut dapat
memotivasi peserta didiknya sehingga setiap materi yang disampaikan menjadi
sesuatu yang menarik dan selalu ditunggu.
2.
Kurikulum
yang ada disekolah sedapat mungkin mencakup segala kebutuhan peserta didik
terhadap pendidikan,dimana kurikulum disekolah disesuaikan dengan budaya lokal
yang ada disekitar lingkungan sekolah sehingga apa yang dipelajari dapat
menjadi bekal untuk dipraktekan ketika nanti mereka terjun ke masyarakat.
3.
Waktu
sekolah sedapat mungkin diatur supaya tidak membuat peserta didik menjadi
jenuh,malas,capek,nagntuk sehingga tidak ada energi dan motivasi mereka untuk
belajar bersama disekolah.
4.
Keadaan Gedung ini dapat diartikan apabila
gedung yang digunakan tidak layak juga dapat menurunkan motivasi siswa dalam
belajar,belajar disekolah menjadi sesuatu hal yang tidak menarik dilakukan
disekolah .
5.
Metode Belajar dimaksudkan supaya pendidik
mempunyai cara-cara khusus untuk dapat mentransfer ilmu pengetahuan kepada
peserta didik sehingga proses pembelajaran dikelas tidak menjadi sebuah beban
bagi peserta didik.
6.
Tugas rumah. Karena banyaknya tugas rumah yang
diberikan oleh pendidik dapat menyebabkan peserta didik menjadi jenuh sehingga
ia tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik
c.
Faktor
Masyarakat, merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar
siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaanya siswa dalam masyarakat, di antaranya pengaruh berupa; 1) Mass media, 2) Teman bergaul, dan 3)
Bentuk dalam kehidupan masyarakat. Dimana seorang anak yang tumbuh dan
berkembang dilingkungan masyarakat terdidik juga akan terbentuk menjadi anak
yang terdidik pula sehingga biasanya masyarakat yang terbentuk memilki motivasi
yang baik termasuk juga peserta didik yang berada di tempat tersebut.
E. Cara yang Dapat Dilakukan Untuk
menumbuhkan motivasi belajar Siswa
a.
Strastegi motivasi belajar
Menurut Catharina Tri Ani (2006:186-187) ada beberapa strategi motivasi dalam belajar antara lain sebagai berikut:
Menurut Catharina Tri Ani (2006:186-187) ada beberapa strategi motivasi dalam belajar antara lain sebagai berikut:
1. Membangkitkan minat belajar
Pengaitan pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat penting dan Karena itu tunjukkanlah bahwa pengetahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka.Cara lain yang dapat diberikan adalah memberikan pilihan kepada siswa tentang materi pembelajaran yang akan dipelajari.Sedapatkan mungkin kita sebagai peserta didik dapat membangkitkan minat belajar siswa dengan berbagai cara yang dapat kita lakukan,misalnya :
Pengaitan pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat penting dan Karena itu tunjukkanlah bahwa pengetahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka.Cara lain yang dapat diberikan adalah memberikan pilihan kepada siswa tentang materi pembelajaran yang akan dipelajari.Sedapatkan mungkin kita sebagai peserta didik dapat membangkitkan minat belajar siswa dengan berbagai cara yang dapat kita lakukan,misalnya :
a.
dengan
membuat pembelajaran yang menarik didalam kelas tidak hanya metode ceramah saja
tetapi juga menggunakan metode-metode pembelajaran jigsaw,picture and picture
sehingga peserta didik tidak akan jenuh dengan materi yang kita sampaikan
apalagi materi IPS yang kajianya begitu luas sehingga bila peserta didik
menghafal materi tersebut hanya akan bertahan untuk beberapa waktu saja
sehingga kita upayakan supaya peserta didik dapat memahami tidak hanya
menghafal.karena memahami memilki tataran yang lebih tinggi dibandingkan dengan
menghafal.
b.
Pembelajaran
diluar kelas
Yaitu pembelajaran dimana peserta didik kita ajak
keluar dari kelas untuk mendapatkan pengalaman baru dan langsung dari
masyarakat tidak hanya teori saja misalkan pada pelajaran ekonomi terdapat bab
pasar maka peserta didik kita ajak ke pasar terdekat supaya mereka mengamati
langsung segala hal yang ada di pasar mulai dari bagaimana pembeli ,penjual dan
terjadinya tawar menawar sampai pada akir yaitu terbentuknya harga,dengan cara
seperti ini saya yakin peserta didik akan termotivasi untuk belajar memahami
materi- materi tersebut .
c.
Sebagai
peserta didik
1.
Mendorong
rasa ingin tahu
Guru yang terampil akan mampu menggunakan cara untuk membangkitkan dan memelihara rasa ingin tahu siswa didalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran studi kasus,diskoveri inkuiri,diskusi,curah pendapat dan sejenisnya, merupakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk membangkitkan hasrat ingin tahu siswa.
Guru yang terampil akan mampu menggunakan cara untuk membangkitkan dan memelihara rasa ingin tahu siswa didalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran studi kasus,diskoveri inkuiri,diskusi,curah pendapat dan sejenisnya, merupakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk membangkitkan hasrat ingin tahu siswa.
2.
Menggunakan
variasi metode penyajian yang menarik
Motivasi untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran yang menarik dan juga penggunaan variasi metode penyajian.
Motivasi untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran yang menarik dan juga penggunaan variasi metode penyajian.
3.
Membantu
siswa dalam merumuskan tujuan belajar
Prinsip yang mendasar dari motivasi adalah anak akan belajar keras untuk mencapai tujuan apabila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri dan bukan dirumuskan atau ditetapkan oleh orang lain.
Prinsip yang mendasar dari motivasi adalah anak akan belajar keras untuk mencapai tujuan apabila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri dan bukan dirumuskan atau ditetapkan oleh orang lain.
b.
Perlunya
Bimbingan
Dengan cara belajar yang efektif dan efisien sangat penting untuk
mencapai menciptakan cara-cara belajar yang efektif, dengan berkat usaha keras,
karena tanpa usaha tidak akan tercapai sesuatu yang diinginkan.
c.
Kondisi dan
Strategi Belajar yang Efektif
Belajar dengan efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sehingga itu
meningkatkan belajar yang efektif perlu memperhatikan beberapa hal yakni:
d.
Kondisi
Internal
Menurut Maslow ( dalam Slameto 2010: 74) ada 7 jenjang kebutuhan
primer yang harus dipenuhi yakni: 1) Kebutuhan Fisiologis, 2) Kebutuhan akan
keamanan, 3) Kebutuhan akan kebersamaan dan cinta, 4) Kebutuhan akan status, 5)
Kebutuhan self-actualissation, 6) Kebutuhan untuk mengetahui dan
mengerti, dan 7) Kebutuhan estetik.
e.
Kondisi
Eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya
kebersihan rumah serta keadaaan lingkungan fisik agar belajar dalam keadaaan
yang bersih, nyaman,serta cukup sarana yang diperlukan untuk belajar, misalnya
alat pelajaran, buku-buku dan sebagainya.
f.
Strategi
Belajar, Belajar yang efisien dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi
belajar yang tepat, starategi belajar diperlukan untuk mencapai hasil yang
maksimal mungkin. Seseorang yang menyelidiki tentang cara belajar yang baik
akan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya, membuat catatan dan mengulang
kembali pelajaran yang telah diterima dan mengerjakan tugas.
g.
Metode
Belajar dalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Belajar brtujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan
ketrampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan
belajar akan mempengaruhi belajar khususnya pembuatan jadwal dan pelaksanaannya,
membaca dan membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, kosentrasi dan fokus
dapat meningkatkan motivasi
Menurut
Nilam ( tt: 60) bahwa kiat membangun prestasi belajar anak yakni: a) Membangun
semangat kepada anak agar, b) Memberikan pujian, c) Orang tua yang anaknya
belum berprestasi hendaknya tidak berputus asa karena mereka masih berkembang
dan didorong untuk berprestasi, d) Jangan mencela atau mencemooh apa yang tidak
dicapainya. Yang perlu dilakukan adalah memperhatikan minat mereka kemudian
memberikan dorongan,e) Sekecil apapun yang dicapai berikan pujian sepantasnya
agar ia merasa senang dan lebih percaya diri setelah ia meraih prestasi yang
cukup untuk bidang yang disenanginya, f) Hindari untuk memberikan target
pencapaian yang lebih tinggi yang tidak mungkin dicapai oleh anak agar anak
tidak jadi frustasi, g) Usahakan anak agar mampu mandiri, h) Disiplin terlalu
keras harus dihindari, dan i) Berikan perhatian kepada guru, orang dewasa lain
di sekitarnya bahasa kita sedang membangun semangat berprestasi pada anak. Dan
meminta bantuan dan kerja sama mereka.Sehingga permasalahan rendahnya motivasi
anak dalam belajar dapat diatasi dan tercipta generasi muda yang tangguh yang
siap menghadapi segala persoalan hidup yang makin komplek seiring dengan kemajuan
zaman dan juga teknologi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan di SMPN 2 Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo
faktor-faktor penyebab rendahnya prestasi belajar karena diakibatkan oleh
faktor internal dan faktor eksternal yakni: a) Strategi belajar yang kurang
efektif, b) Kurangnya motivasi dalam belajar, c) Kurangnya kosentrasi dalam
belajar, d) Kurangnya minat dalam belajar, e) Kurangnya waktu serta perhatian
orang tua, f) Fasilitas sekolah yang kurang memadai, g) Sering keluar masuk
kelas, h) Bolos, i) Pemasukan tugas tidak tepat waktu, j) Sering terlambat, k)
Tidak suka dengan metode guru mengajar, l) Segi ekonomi kurang menunjang dan m)
Pengaruh lingkungan yang kurang baik.N)jarak tempuh sekolah yang jauh.
B. Saran
Berdasarkan Kesimpulan maka
peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada siswa agar dapat mengindari hal-hal yang
menyebabkan rendahnya prestasi belajar, dengan cara mengatur strategi belajar
yang efektif, memotivasi diri demi meningkatkan prestasi belajar.
2. Diharapkan kepada pihak sekolah untuk memperhatikan fasilitas yang
dibutuhkan oleh peserta didik serta menggunakan cara mengajar yang bervariasi,
serta guru BK lebih memperhatikan setiap perkembangan siswa dan untuk memanfaatkan
waktu yang luang untuk pelaksanaan bimbingan.
3. Kepada pihak keluarga agar dapat lebih memberikan perhatian serta
meluangkan waktu terutama dalam hal pendidikan, pengawasan dan pemenuhan
kebutuhan sekolah sehingga dapat membantu proses belajar siswa dan dapat
bekerja sama dengan guru di sekolah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar