KENAKALAN
REMAJA DI SMPN 1 SIDOREJO DAN SOLUSINYA
DI SUSUN OLEH
SUMARNI
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa Penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo
dan solusi pencegahannya dengan baik..
Makalah masalah sosial ini disusun untuk membantu mengenal masalah-masalah sosial sebagai salah
satu ilmu yang mempelajari masyarakat dalam keseluruhannya.
Usaha untuk mengatasi masalah sosial hanya mungkin berhasil apabila didasarkan pada kenyataan latar belakangnya.
Usaha untuk mengatasi masalah sosial hanya mungkin berhasil apabila didasarkan pada kenyataan latar belakangnya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum sempurna sama sekali, maka masukan yang
positif dari pembaca sangat diharapkan demi perbaikan di masa datang. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Madiun , Januari 2016
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.............................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A.
Latar Belakang Masalah.................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................ 4
C.
Tujuan Penulisan............................................................................. 4
D.
Ruang lingkup.................................................................................. 5
E.
Sumber data..................................................................................... 5
F. Metode............................................................................................... 5
BAB II URAIAN PEMBAHASAN........................................................ 6
A. Pengertian Kenakalan Remaja.......................................................... 6
B. Jenis –
jenis kenakalan remaja di SMPN 1
Sidorejo.................... 8
C. Faktor penyebab kenakalan remaja
di SMPN 1 Sidorejo............ 9
D. Gejala yang memperlihatkan
kenakalan remaja........................... 9
E.
Dampak kenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo ......................... 10
F. Solusi mengatasai kenakalan remaja di SMPN 1
Sidorejo............ 11
BAB III PENUTUP ............................................................................... 16
A. Simpulan............................................................................................ 16
B. Saran ................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 17
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Di era globalisasi atau
pada millennium ke-3 dari proses kehidupan manusia, tepatnya berada pada abad
ke-21, yang bukan saja merupakan abad baru, melainkan juga juga peradaban baru.
Hal ini dikarenakan betapapun bangsa kita mengalami krisis moneter,
ketidakstabilan politik, bangsa Indonesia telah mengalami restrukturisme global
dunia yang sedang berjalan yang ditandai dengan berbagai perubahan dalam semua
aspek kehidupan, baik di Negara maju apalagi di Negara yang sedang berkembang
seperti Indonesia. Hal ini senada dengan pendapat Hamzah B Uno sebagai berikut.
“Masalah krisis yang
amat kompleks dan membawa tantangan berat bagi masyarakat bangsa Indonesia
menyadarkan kita betapa sistem pendidikan yang dilakukan selama ini belum mampu
membentuk pribadi yang tangguh serta mengembangkan pemikiran yang kreatif untuk
memecahkan persoalan krisis ekonomi. Bahkan,
yang lebih parah adalah akibat krisis ini muncul krisis moral di
masyarakat kita, pembantaian, pemerkosaan, tawuran antar pelajar, dan perampasan
hak milik orang lain terjadi dimana-mana. Apakah ini ciri peradaban global?
Dari sudut pendidikan, tampaknya ada indikasi bahwa krisis moral yang
dikemukakan di atas, menandakan belum berhasilnya lembaga pendidikan.”[1]
|
2
Namun fakta dilapangan sampai saat ini ternyata kekerasan yang melibatkan
para pelajar masih saja marak, yang
sadis adalah tawuran antara siswa SMP 79 dengan SMP 269 Jakarta yang
menelan korban jiwa terjadi pada tanggal 12 september
2011 kemarin. Belum lagi
siswa yang telah terjerumus dalam dunia hitam narkoba dan seks bebas. Ini bukti
bahwa Pendidikan Agama Islam yang seharusnya menciptakan generasi penerus bangsa
yang shaleh baik personal maupun social masih belum optimal. Hal ini ditandai
dengan beberapa indicator seperti yang terjadi di sekitar lingkungan kita
semakin maraknya kenakalan remaja.
Maka wajar kemudian jika banyak kritik yang bermunculan kepada pendidikan
Islam. Diantara kritiknya menganggap Pendidikan Agama Islam hanya berkutat pada
masalah kognitif yang menggiring pelajar masuk dalam pusaran ruang hampa tanpa
makna. Para pelajar hanya “dicekokin” arti kejujuran tapi tidak bersikap jujur
dalam kehidupan sehari-hari, mereka hanya diajari arti perdamaian tapi suka
tindak kekerasan. Dunia pendidikan belum sampai pada ranah psikomotorik dan
afektif.
Maka untuk menjawab segala persoalan yang mencuat kepermukaan tersebut
perlu dilakukan evaluasi yang menyeluruh di dalam Pendidikan Agama Islam agar dapat mengidentifikasi
segala penyakit dan tentu nantinya tepat dalam memberikan obat.
Upaya-upaya yang selama ini hampir seluruhnya diarahkan dalam meningkatkan
standar akademis, pada akhir-akhir ini semakin dirasakan kepincangannya.
Kecemasannya yang sangat mendalam terhadap diperolehnya nilai-nilai buruk
anak-anak dalam sejumlah mata pelajaran, dikejutkan lagi oleh kecemasan lain
yang lebih besar lantaran banyak kasus siswa yang justru tidak berkaitan dengan
3
nilai-nilai akademis
tersebut, misalnya bagaimana seorang siswa dengan mudah tega membunuh teman
dekatnya sendiri. Kekurangan lain yang menimbulkan kecemasan lebih besar
tersebut adalah tingginya emosi dari pelajar. Kekurangan baru berupa tingginya emosi
yang dapat menimbulkan akses-akses negatif lebih besar ketimbang rendahnya
standar akademis justru belum dipertimbangkan dalam kurikulum sekolah yang
baku.
Tanda-tanda kekurangan perhatian
terhadap emosi terlihat dari banyaknya peristiwa-peristiwa kekerasan dikalangan
siswa, meningkatnya kekacauan masa remaja dan beberapa akses prilaku negatif lainnya. Seperti penahanan kaum remaja karena
terlibat kasus narkoba, laju pembunuhan
anak muda meningkat, laju bunuh diri kaum remaja. Masih banyak kecenderungan
meningkatnya perilaku-prilaku negatif
dan kriminal yang meresahkan.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan
yang berada di tengah-tengah masyarakat hanya akan berhasil apabila ada kerja
sama dan dukungan yang penuh pengertian dari masyarakat dan keluarga. Sekolah
merupakan suatu kesatuan dari pribadi-pribadi yang berinteraksi.
Pribadi-pribadi yang bertemu di sekolah bergabung dalam bagian-bagian yang
melakukan hubungan yang harmonis. Terutama hubungan antara guru dan orang tua
siswa. Tumbuh kembang remaja pada zaman sekarang sudah tidak
bisa lagi dibanggakan. Perilaku
kenakalan remaja saat ini sulit diatasi. Baru-baru ini sering kita dengar
beritaditelevisi maupun di radio yang disebabkan oleh kenakalan remaja
diantaranya tawuran , pemerkosaan yang dilakukan oleh pelajar SMP ,
pemakain narkoba dan lain-lain.Kehidupan remaja pada masa kini mulai
memprihatinkan. Remaja yang seharusnyamenjadi kader-kader penerus bangsa kini
tidak bisa lagi menjadi jaminan untuk kemajuanBangsa dan Negara. Bahkan
4
perilaku mereka cenderung merosot.
Oleh karena itu , kenakalan remaja harus segera dihilangkan.
Pada
kesempatan ini penyaji mengadakan
pengamatan pada suatu lembaga pendidikan yaitu di SMPN 1 Sidorejo kabupaten
magetan yang menurut penyaji bahwa di SMPN 1 Sidorejo siswa -siswanya sangat
rawan sekali dengan masalah kenekalan remaja baik di dalam sekolah maupun di
luar lingkungan sekolah.
Di dalam
makalah ini akan di jelaskan tentang latar belakang masalah antara lain : Apa
pengertian kenakalan remaja , Apa saja macam – macam kenakalan remaja , Faktor
apa saja yang mempengaruhi kenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo, Gejala – gejala
apa saja yang mengarah pada kenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo, Dampak kenakalan remaja dan Bagaimana solusi
untuk mengatasi kenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo.
B.
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah masalah
sosial ini adalah :
1.
Menjelaskan tentang kenakalan
remaja..
2.
Menjelaskan macam - macam kenakalan
remaja di SMPN 1 Sidorejo
3.
Menjelaskan faktor – faktor yang
mempengaruhi kenakalan remaja di SMPN 1
Sidorejo
4.
Gejala-gajala yang dapat
memperlihatkan hal-hal yang mengarah kepadakenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo
5.
Menjelaskan Dampak kenakalan remaja
di SMPN 1 Sidorejo.
6.
Menjelaskan solusi mengatasi kenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo’
C.
TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.
Untuk mengetahui dan memahami
pengertian kenakalan remaja.
2.
Untuk Mengetahui macam – macam kenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo
5
3.
Untuk mengetahui faktor – faktor
yang mempengaruhi kenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo
4.
Untuk mengetahui Gejala-gajala yang
dapat memperlihatkan hal-hal yang mengarah kepadakenakalan remaja di SMPN 1
Sidorejo
5.
Mengetahui dampak kenakalan remaja
di SMPN 1 Sidorejo
6.
Untuk mengetahui solusi mengatasi
kenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo
D. RUANG LINGKUP
Dari hasil pengamatan terhadap
lingkungan sekitar mulai dari siswa –siswayang ada disekolah SMPN 1
Sidorejo.,dan sisw-siswa yang tinggal di sekitar lingkungan rumah.
E. SUMBER DATA
1.
Tinjauan pustaka tentang kenakalan
remaja melalui web internet
2.
Pengamatan langsung terhadap
perilaku kenakalan remaja di SMPN 1
Sidorejo.
F. METODE
Dalam menulis Karya Tulis Ilmiah ini
penulis menggunakan metode pengamatan di lingkungan sekitar SMPN 1
Sidorejo dan kajian pustaka untuk
mendapatkan datainformasi.
6
BAB II
PEMBAHASAN
DAN ISI
Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi
orangtua, tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup
yang berkesinambungan daritahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh
seorang manusia. Setiap masa pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri.
Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Demikian pula dengan masa
remaja. Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses
kehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan kekuatiran bagi para orangtua.
Masa remaja sering menjadi pembahasan dalam banyak seminar. Padahal bagi si
remaja sendiri, masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam
hidupnya. Oleh karena itu, para orangtua hendaknya berkenan menerima
remaja sebagaimana adanya. Jangan terlalu membesar-besarkan perbedaan.
Orangtua para remaja hendaknya justru menjadi pemberi teladan di depan, di
tengah membangkitkan semangat, dan di belakang mengawasi segala tindak tanduk
siremaja. Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para
ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara
13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat
dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat
dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya
dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak
kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekuatiran serta
perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya.
Kesalahan yang diperbuat pararemaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya.
Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari
identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah
yang seringdisebut sebagai kenakalan remaja.
A. PENGERTIAN KENAKALAN REMAJA.
Remaja berasal
dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh
atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas
lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock,
1992). Pasa masa
7
ini sebenarnya tidak
mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak
juga golongan dewasa atau tua.
Seperti
yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa
remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi
atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki
status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa
remaja adalah peralihan dari masa anak dengan
masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa
dewasa.
Masa
remaja berlangsung
antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai
dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan pengertian
remaja menurut
Zakiah Darajat (1990: 23) adalah:
masa
peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami
masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya.
Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau
bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.
Pengertian Remaja
Hal
senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa adolescene diartikan
sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang
mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
Batasan usia remaja yang
umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu
usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja
awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja
akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi
empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15
tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21
tahun (Deswita, 2006: 192)
Kenakalan
remaja meliputi
semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan
oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang
di sekitarnya.
8
Para
ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah
mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui
masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.
Ia berada pada masa transis.
Definisi kenakalan remaja menurut
para ahli :
Kartono, ilmuan sosiologi Kenakalan
remaja atau dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah juveniledelinquency
merupakan gejala patologis pada remaja di sebabkan oleh satu bentuk
pengabaian social.
Santrock “kenakalan
remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yangtidak dapat di
terima secara social hingga terjadi tindakan criminal.”
Sedangkan Menurut Paul Moedikdo,SH kenakalan remaja
adalah :
1.
Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak
merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti
mencuri, menganiaya dan sebagainya.
2.
Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk
menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
3.
Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial
B. JENIS – JENIS KENAKALAN REMAJA DI
SMPN 1 SIDOREJO
1. Kenakalan
remaja di sekolah Misal :
a.
Tidak masuk sekolah tanpa
keterangan.
b.
Meninggalkan sekolah pada saat jam
pelajaran.
c.
Membawa senjata tajam ketika
sekolah.
2. Kenakalan remaja
di luar sekolah (masyarakat) Misal :
a.
Ikut balapan liar antar geng.
b.
Ikut tawuran antar geng.
c.
Minum minuman keras.
d.
Mengkonsumsi obat-obatan terlarang
seperti narkoba, merokok, dan lain sebagainya.
3. Kenakalan
remaja di lingkungan keluarga Misal :
a.
Tidak mendengarkan nasehat orang
tua.
b.
Tidak mentaati perintah orang tua.
c.
Melanggar norma yang telah di
sepakati bersama keluarga.
9
C. PENYEBAB TERJADINYA KENAKALAN REMAJA
DI SMPN 1 SIDOREJO.
Perilaku nakal remaja bias di sebabkan
oleh factor dari remaja itu sendiri (internal) maupun dari luar (eksternal)
a. Faktor internal :
1) Krisis
identitas
Perubahan biologis dan sosiologis
pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk intregasi. pertama, terbentuknya
persaan akan konsistensi dalam kehidupannya. kedua, tercapainya
identitas peran. kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai
masa intregasi ke dua.
2) Kontrol diri
yang lemah Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat
diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku
“nakal”.
b. Factor eksternal :
1) Keluarga Percerain
orang tua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga , atau perselisian
antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. pendidikan
yang salah di keluarga juga bisa mempengaruhi seperti terlalu memanjakan anak,
tidak memberikan pendidikan agama , atua penolakan terhadap eksistensi
anak , bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2) Teman sebaya
yang kurang baik.
3) Komunitas /
lingkungan tempat tinggal yang kurang baik
D.
GEJALA YANG
DAPAT MEMPERLIHATKAN HAL – HAL YANG MENGARAH PADA KENAKALAN DI SMPN 1 SIDOREJO
1.
Anak-anak tidak disukai oleh
taman-temannya sehingga anak tersebut menyendiri.
2.
Anak-anak yang saring menghindarkan
diri dari tanggung jawab dirumah atau sekolah.
3.
Anak-anak yang sering mengeluh dalam
arti bahwa mereka mengalami masalah yang oleh dia sendiri tidak sanggup mencari
permasalahannya.
4.
Anak-anak yang suka berbohong.
5.
Anak-anak yang tidak sanggup
memusatkan perhatian.
10
6.
Anak-anak yang mengalami phobia dan
gelisah dalam melewati batas yang berbeda dengan ketakutan anak-anak normal.
7.
Anak-anak yang suka menyakiti /
mengganggu teman-temannyadisekolah atau dirumah.
E. DAMPAK KENAKALAN REMAJA DI SMPN 1
SIDOREJO
1.
Dampak kenakalan
remaja pasti akan berimbas pada remaja tersebut. Bila tidak segera
ditangani, ia akan tumbuh menjadi sosok yang bekepribadian buruk.
2.
Remaja yang melakukan kenakalan-kenakalan tertentu
pastinya akan dihindari atau malah dikucilkan oleh banyak orang. Remaja
tersebut hanya akan dianggap sebagai pengganggu dan orang yang tidak berguna.
3.
Akibat dari dikucilkannya ia dari pergaulan
sekitar, remaja tersebut bisa mengalami gangguan kejiwaan. Yang
dimaksud gangguan kejiwaan bukan berarti gila, tapi ia akan merasa terkucilkan dalam
hal sosialisai, merasa sangat sedih, atau malah akan membenci orang-orang
sekitarnya.
4.
Dampak kenakalan remaja yang terjadi, tak
sedikit keluarga yang harus
menanggung malu. Hal ini tentu sangat merugikan, dan biasanya anak remaja yang
sudah terjebak kenakalan remaja tidak akan menyadari tentang beban keluarganya.
5.
Masa depan yang suram dan tidak menentu bisa
menunggu para remaja yang melakukan kenakalan. Bayangkan bila ada seorang
remaja yang kemudian terpengaruh pergaulan bebas, hampir bisa dipastikan dia
tidak akan memiliki masa depan cerah. Hidupnya akan hancur perlahan dan tidak
sempat memperbaikinya.
6.
Kriminalitas bisa menjadi salah satu dampak
kenakalan. Remaja yang terjebak hal-hal negatif bukan tidak
mungkin akan memiliki keberanian untuk melakukan tindak kriminal. Mencuri demi
uang atau merampok untuk mendapatkan barang berharga.
11
F. SOLUSI MENGATASI KENAKALAN REMAJA DI SMPN 1 SIDOREJO
Sebenarnya menjaga sikap dan tindak
tanduk positif itu tidak hanya tanggung jawab para guru dan keluarganya, tetapi
semua orang, Guru yang selalu mengusahakan keluarganya menjadi garda terdepan
dalam memberikan pendidikan dengan sebuah contoh, adalah cerminan komitmen dan
pendalaman makna dari seorang guru. Sang guru harus berusaha agar keluarganya
baik dan tidak korupsi agar ia dapat mengajari kepada murid-muridnya yang
merupakan remaja generasi penerus bangsa memiliki moral dan ahlak baik dan
tidak korupsi, berusaha tidak berbohong agar murid-muridnya sebagai remaja yang
baik tidak menjadi pendusta, tidak terjaebak dalam kenakalan remaja.
Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta memiliki posisi yang sangat luhur di masyarakat. Semua orang pasti akan membenarkan pernyataan ini jika mengerti sejauh mana peran dan tanggung jawab seorang guru . Sejak saya baru berusia 6 tahun hingga dewasa, orang tua saya yang merupakan seorang guru, selalu memberikan instruksi yang mengingatkan kami para anak-anaknya adalah anak seorang guru yang harus selalu menjaga tingkah laku agar selalu baik dan jangan sampai melakukan sebuah kesalahan .
Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta memiliki posisi yang sangat luhur di masyarakat. Semua orang pasti akan membenarkan pernyataan ini jika mengerti sejauh mana peran dan tanggung jawab seorang guru . Sejak saya baru berusia 6 tahun hingga dewasa, orang tua saya yang merupakan seorang guru, selalu memberikan instruksi yang mengingatkan kami para anak-anaknya adalah anak seorang guru yang harus selalu menjaga tingkah laku agar selalu baik dan jangan sampai melakukan sebuah kesalahan .
Peran guru tidak hanya sebatas
tugas yang harus dilaksanakan di depan kelas saja, tetapi seluruh hidupnya
memang harus di dedikasikan untuk pendidikan. Tidak hanya menyampaikan
teori-teori akademis saja tetapi suri tauladan yang digambarkan dengan perilaku
seorang guru dalam kehidupan sehari-hari. Terkesannya seorang Guru adalah sosok
orang sempurna yang di tuntut tidak melakukan kesalahan sedikitpun, sedikit
saja sang guru salah dalam bertutur kata itu akan tertanam sangat mendalam
dalam sanubari para remaja. Jika sang guru mempunyai kebiasaan buruk dan itu di
ketahui oleh sang murid, tidak ayal jika itu akan dijadikan referensi bagi para
remaja yang lain tentang pembenaran kesalahan yang sedang ia lakukan, dan ini
dapat menjadi satu penyebab, alasan mengapa terjadi kenakalan remaja.
Sepertinya filosofi sang guru ini
layak untuk di jadikan filosofi hidup, karena hampir setiap orang akan menjadi
seorang ayah dan ibu yang notabenenya merupakan guru yang terdekat bagi
anak-anak penerus bangsa ini. Akan sulit bagi seorang ayah untuk melarang anak
remajanya untuk tidak merokok jika seorang ayahnya adalah perokok. Akan sulit
bagi seorang ibu untuk mengajari anak-anak remaja untuk selalu
12
jujur,
jika dirumah sang ibu selalu berdusta kepada ayah dan lingkungannya, atau
sebaliknya. jadi bagaimana mungkin orang tua melarang remaja untuk tidak nakal
sementara mereka sendiri nakal?
Suatu siang saya agak miris melihat
seorang remaja SMP sedang asik mengisap sebatang rokok bersama adik kelasnya
yang masih di SD, itu terlihat dari seragam yang dikenakan dan usianya memang
terbilang masih remaja. Siapa yang harus disalahkan dalam kasus ini. Apakah
sianak remaja tersebut, sepertinya tidak adil kalau kita
menyalahkan si anak remaja itu saja, anak itu terlahir bagaikan selembar
kertas yang masih putih, mau jadi seperti apa kelak di hari tuanya tergantung
dengan tinta dan menulis apa pada selembar kertas putih itu . Orang pertama
yang patut disalahkan mungkin adalah guru, baik guru yang ada di rumah ( orang
tua ), di sekolah ( guru), atau pun lingkungannya hingga secara tanpa disadari
mencetak para remaja tersebut untuk melakukan perbuatan yang mengarah pada
kenakalan anak.
Peran orang tua yang bertanggung
jawab terhadap keselamatan para remaja tentunya tidak membiarkan anaknya
terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat menenggelamkan si anak remaja
kedalam kenakalan remaja, kontrol yang baik dengan selalu memberikan pendidikan
moral dan agama yang baik diharapkan akan dapat membimbing si anak remaja ke
jalan yang benar, bagaimana orang tua dapat mendidik anaknya menjadi remaja
yang sholeh sedangkan orang tuanya jarang menjalankan sesuatu yang mencerminkan
kesholehan, ke masjid misalnya. Jadi jangan heran apabila terjadi kenakalan
remaja, karena sang remaja mencontoh pola kenakalan para oran
Tidak mudah memang untuk menjadi seorang guru. Menjadi guru diharapkan tidak hanya didasari oleh gaji guru yang akan dinaikkan, bukan merupakan pilihan terakhir setelah tidak dapat berprofesi di bidang yang lain, tidak juga karena peluang. Selayaknya cita-cita untuk menjadi guru didasari oleh sebuah idealisme yang luhur, untuk menciptakan para remaja sebagai generasi penerus yang berkualitas.
Tidak mudah memang untuk menjadi seorang guru. Menjadi guru diharapkan tidak hanya didasari oleh gaji guru yang akan dinaikkan, bukan merupakan pilihan terakhir setelah tidak dapat berprofesi di bidang yang lain, tidak juga karena peluang. Selayaknya cita-cita untuk menjadi guru didasari oleh sebuah idealisme yang luhur, untuk menciptakan para remaja sebagai generasi penerus yang berkualitas.
Sebaiknya Guru tidak hanya
dipandang sebagai profesi saja, tetapi adalah bagian hidup dan idialisme
seorang guru memang harus dijunjung setinggi-tingginya. Idealisme itu
seharusnya tidak tergantikan oleh apapun termasuk uang. Namun guru adalah
manusia, sekuat-kuatnya manusia bertahan dia tetaplah manusia, jika terpaan
cobaan itu terlalu kuat manusia juga dapat melakukan kesalahan.
13
Akhir akhir ini ada berita di media
masa yang sangat meruntuhkan citra sang guru adalah berita tentang pencabulan
Oknum guru terhadap anak didiknya. Kalau pepatah mengatakan guru kencing bediri
murid kencing berlari itu benar, berarti satu orang guru melakukan itu berapa
orang murid yang lebih parah dari itu, hingga akhirnya menciptakan pola
kenakalan remaja yang sangat tidak ingin kita harapkan.
Gejala-gejala ini telah menunjukan kebenarannya. Kita ambil saja kasus siswa remaja mesum yang dilakukan oleh para remaja belia seperti misalnya kasus-kasus di remaja mesum di taman sari Pangkalpinang ibukota provinsi Bangka Belitung, lokasi remaja pacaran di bukit dealova pangkalpinang, dan remaja Ayam kampus yang mulai marak di tambah lagi foto-foto syur remaja SMP jebus, ini menunjukkan bahwa pepatah itu menujukkan kebenarannya.
Gejala-gejala ini telah menunjukan kebenarannya. Kita ambil saja kasus siswa remaja mesum yang dilakukan oleh para remaja belia seperti misalnya kasus-kasus di remaja mesum di taman sari Pangkalpinang ibukota provinsi Bangka Belitung, lokasi remaja pacaran di bukit dealova pangkalpinang, dan remaja Ayam kampus yang mulai marak di tambah lagi foto-foto syur remaja SMP jebus, ini menunjukkan bahwa pepatah itu menujukkan kebenarannya.
Kerja team yang terdiri dari orang
tua (sebagai guru dirumah), Guru di sekolah, dan Lingkungan (sebagai Guru saat
anak-anak, para remaja bermain dan belajar) harus di bentuk. diawali dengan
komunikasi yang baik antara orang tua dan guru di sekolah, pertemuan yang
intensif antara keduanya akan saling memberikan informasi yang sangat mendukung
bagi pendidikan para remaja.
Peran Lingkungan pun harus lebih peduli,
dengan menganggap para remaja yang ada di lingkungannya adalah tanggung jawab
bersama, tentunya lingkungan pun akan dapat memberikan informasi yang benar
kepada orang tua tentang tindak tanduk si remaja tersebut dan kemudian dapat
digunakan untuk mengevaluasi perkembangannya agar tidak terjebak dalam
kenakalan remaja.
Terlihat betapa peran orang tua
sangat memegang peranan penting dalam membentuk pola perilaku para remaja,
setelah semua informasi tentang pertumbuhan anaknya di dapat, orang tuapun
harus pandai mengelola informasi itu dengan benar
Terlepas dari baik buruknya seorang guru nampaknya filosofi seorang guru dapat dijadikan pegangan bagi kita semua terutama bagi para orang tua untuk menangkal kenakalan remaja, mari kita bersama-sama untuk menjadi guru bagi anak-anak dan para remaja kita para remaja belia, dengan selalu memberi contoh kebenaran dan memberi dorongan untuk berbuat kebenaran. Sang guru bagi para remaja adalah Orang tua, guru sekolah dan lingkungan tempat ia di besarkan. Seandainya sang guru dapat memberi teladan yang baik mudah-mudahan generasi remaja kita akan ada di jalan yang benar dan
Terlepas dari baik buruknya seorang guru nampaknya filosofi seorang guru dapat dijadikan pegangan bagi kita semua terutama bagi para orang tua untuk menangkal kenakalan remaja, mari kita bersama-sama untuk menjadi guru bagi anak-anak dan para remaja kita para remaja belia, dengan selalu memberi contoh kebenaran dan memberi dorongan untuk berbuat kebenaran. Sang guru bagi para remaja adalah Orang tua, guru sekolah dan lingkungan tempat ia di besarkan. Seandainya sang guru dapat memberi teladan yang baik mudah-mudahan generasi remaja kita akan ada di jalan yang benar dan
14
selamat
dari budaya "kenakalan remaja" yang merusak kehidupan dan masa depan
para remaja .
Dalam dunia pendidikan guru PAI memiliki peran penting
dalam membimbing siswa untuk menjadi siswa yang baik, siswa yang patuh terhadap
aturan, yang suka mengukir prestasi, Namun peran ini tidak mudah untuk
dilaksanakan dan merupakan beban yang berat karena tidak semua siswa bisa atau
mau menjadi yang seperti yang diharapkan, contohnya ada siswa yang tidak mau
belajar dengan aktif, dan yang merokok. Ketika hal ini terjadi guru harus
bekerjasama dengan orang tua untuk memberikan bantuan bimbingan kepada siswa,
karena guru bukanlah satu-satunya pembimbing siswa, dan bukanlah orang yang
harus disalahkan ketika siswa menjadi nakal. Orang tua dan guru harus memiliki
hubungan dalam konteks antara lain :
a) Guru
hendaknya selalu mengadakan hubungan timbal balik dengan orang tua/wali anak didik
dalam rangka kerja sama untuk memecahkan persoalan-persoalan di sekolah dan
pribadi anak.
b) Segala kesalahfahaman yang terjadi antara guru dan
orang tua/wali anak didik, hendaknya diselesaikan dengan musyawarah dan
mufakat”.[2][12]
Sekolah
sebagai suatu lembaga pendidikan mutlak harus mengadakan kerja sama dengan
orang tua siswa, karena siswa berada disekolah waktunya sangat terbatas, untuk
memantau perkembangan siswa. Baik dari segi pengetahuan, maupun sikap guru
harus lebih aktif untuk bertanya kepada orang tua tentang bagaimana kehidupan
siswa di luar sekolah namun guru juga berkewajiban untuk memberikan laporan dan
penjelasan kepada orang tua tentang perkembangan yang dialami oleh siswa
sehingga jika ada permasalahan yang dialami oleh siswa akan lebih mudah untuk
mencari solusinya.
Dari uraian
di atas maka solusi untuk mengatasi kenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo antara
lain :
1.
Kegagalan yang mencapai identitas
peran dan lemahnya kontrol diri bisadicegah atau diatasi dengan prinsip
keteladan.
|
15
2.
Adanya motifasi dari keluarga , guru
, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
3.
Kemauan orang tua untuk membenahi
kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis , komunikatif , dan
nyaman bagi remaja.
4.
Remaja pandai memilih teman dan
lingkungan yang baik serta orang tua member arahan dengan siapa dan dikomunitas
mana remaja harus bergaul.
5.
Remaja membentuk ketahanan diri agar
tidak terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak
sesuai dengan harapan.
6.
Adanya hubungan kerjasama antara
guru PAI dengan orang tua dalam memecahkan persoalan – persoalan yang di hadapi
siswa.
16
BAB III
SIMPULAN
& SARAN
A. SIMPULAN
1)
Pada dasarnya kenakalan remaja
meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang
dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan
orang-orang disekitarnya.
2)
Kenakalan remaja pada zaman sekarang
ini disebabkan oleh beberapa factor. Perilaku nakal remaja disebabkan oleh
factor remaja itu sendiri (internal) maupun factor dari luar (eksternal).
3)
Dampak kenakalan remaja yang terjadi, tak
sedikit keluarga yang harus
menanggung malu. Hal ini tentu sangat merugikan, dan biasanya anak remaja yang
sudah terjebak kenakalan remaja tidak akan menyadari tentang beban keluarganya.
4)
Remaja harus bisa mendapatkan
sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya
dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal
pada tahap ini.
5)
Adanya motivasi dari keluarga , guru
, teman sebaya merupakan hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi
kenakalan remaja.
6)
Anak-anak yang tidak disukai oleh
teman-temannya anak tersebut menyendiri. Anak yang demikian akan dapat
menyebabkan kegoncangan emosi.
7)
Adanya kerjasama antara guru PAI
dengan orang tua siswa.
B. SARAN
1)
Perlu adanya tindakan-tindakan dari
pemerintah untuk mengawasi tindakan remaja di Indonesia agar tidak terjerumus pada
kenakalan remaja.
2)
Perlunya penanaman nilai moral ,
pendidikan dan nilai religious pada diri seorang remaja.
17
DAFTAR
PUSTAKA
·
http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?option=com_content&view=article&id=60:pkni4209-kriminologi-dan-kenakalan-remaja&catid=30:fkip&Itemid=75
Tidak ada komentar:
Posting Komentar