Selasa, 04 Desember 2018

KENAKALAN REMAJA DI SMPN 1 SIDOREJO DAN SOLUSINYA


KENAKALAN REMAJA DI SMPN 1 SIDOREJO DAN SOLUSINYA

DI SUSUN OLEH
SUMARNI


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,  berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo dan solusi pencegahannya dengan baik..
            Makalah masalah sosial ini disusun untuk membantu  mengenal masalah-masalah sosial sebagai salah satu ilmu yang mempelajari masyarakat dalam keseluruhannya.
Usaha untuk mengatasi masalah sosial hanya mungkin berhasil apabila didasarkan pada kenyataan latar belakangnya.
            Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum  sempurna sama sekali, maka masukan yang positif dari pembaca sangat diharapkan demi perbaikan di masa datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.



                                                                                    Madiun ,   Januari  2016

                                                                                                   Penulis
                                                                













ii
 DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................        i
                     KATA PENGANTAR ..........................................................................       ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................      iii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................       1
      A.    Latar Belakang Masalah..................................................................       1
      B.     Rumusan Masalah............................................................................       4
      C.     Tujuan Penulisan.............................................................................       4
      D.   Ruang lingkup..................................................................................       5
      E.   Sumber data.....................................................................................       5
      F.   Metode...............................................................................................       5
                  
BAB II URAIAN PEMBAHASAN........................................................     6
A.   Pengertian Kenakalan Remaja..........................................................    6
 B. Jenis – jenis  kenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo....................       8
C.  Faktor penyebab kenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo............       9
 D. Gejala yang memperlihatkan kenakalan remaja...........................       9
 E.  Dampak kenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo .........................     10
F.  Solusi mengatasai kenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo............     11

BAB III PENUTUP ...............................................................................     16
      A.    Simpulan............................................................................................     16
      B.     Saran .................................................................................................     16

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................    17

                                                                        




iii
  1
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR  BELAKANG MASALAH
             Di era globalisasi atau pada millennium ke-3 dari proses kehidupan manusia, tepatnya berada pada abad ke-21, yang bukan saja merupakan abad baru, melainkan juga juga peradaban baru. Hal ini dikarenakan betapapun bangsa kita mengalami krisis moneter, ketidakstabilan politik, bangsa Indonesia telah mengalami restrukturisme global dunia yang sedang berjalan yang ditandai dengan berbagai perubahan dalam semua aspek kehidupan, baik di Negara maju apalagi di Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Hal ini senada dengan pendapat Hamzah B Uno sebagai berikut.
“Masalah krisis yang amat kompleks dan membawa tantangan berat bagi masyarakat bangsa Indonesia menyadarkan kita betapa sistem pendidikan yang dilakukan selama ini belum mampu membentuk pribadi yang tangguh serta mengembangkan pemikiran yang kreatif untuk memecahkan persoalan krisis ekonomi. Bahkan,  yang lebih parah adalah akibat krisis ini muncul krisis moral di masyarakat kita, pembantaian, pemerkosaan, tawuran antar pelajar, dan perampasan hak milik orang lain terjadi dimana-mana. Apakah ini ciri peradaban global? Dari sudut pendidikan, tampaknya ada indikasi bahwa krisis moral yang dikemukakan di atas, menandakan belum berhasilnya lembaga pendidikan.”[1]


 
Pendidikan Agama Islam menempati posisi yang sangat strategis dalam pembangunan nasional, khususnya dalam upaya pembangunan karakter bangsa. Pendidikan agama Islam dapat menjadi sarana pendidikan keimanan, ketakwaan yang tercermin dalam ketaatan beribadah dan tingkah laku atau akhlak karimah dalam kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.


2
Namun fakta dilapangan sampai saat ini ternyata kekerasan yang melibatkan para pelajar masih saja marak, yang  sadis adalah tawuran antara siswa SMP 79 dengan SMP 269 Jakarta yang menelan korban jiwa terjadi pada tanggal 12 september
2011 kemarin. Belum lagi siswa yang telah terjerumus dalam dunia hitam narkoba dan seks bebas. Ini bukti bahwa Pendidikan Agama Islam yang seharusnya menciptakan generasi penerus bangsa yang shaleh baik personal maupun social masih belum optimal. Hal ini ditandai dengan beberapa indicator seperti yang terjadi di sekitar lingkungan kita semakin maraknya kenakalan remaja.
Maka wajar kemudian jika banyak kritik yang bermunculan kepada pendidikan Islam. Diantara kritiknya menganggap Pendidikan Agama Islam hanya berkutat pada masalah kognitif yang menggiring pelajar masuk dalam pusaran ruang hampa tanpa makna. Para pelajar hanya “dicekokin” arti kejujuran tapi tidak bersikap jujur dalam kehidupan sehari-hari, mereka hanya diajari arti perdamaian tapi suka tindak kekerasan. Dunia pendidikan belum sampai pada ranah psikomotorik dan afektif.
Maka untuk menjawab segala persoalan yang mencuat kepermukaan tersebut perlu dilakukan evaluasi yang menyeluruh di dalam Pendidikan  Agama Islam agar dapat mengidentifikasi segala penyakit dan tentu nantinya tepat dalam memberikan obat.
Upaya-upaya yang selama ini hampir seluruhnya diarahkan dalam meningkatkan standar akademis, pada akhir-akhir ini semakin dirasakan kepincangannya. Kecemasannya yang sangat mendalam terhadap diperolehnya nilai-nilai buruk anak-anak dalam sejumlah mata pelajaran, dikejutkan lagi oleh kecemasan lain yang lebih besar lantaran banyak kasus siswa yang justru tidak berkaitan dengan
3
nilai-nilai akademis tersebut, misalnya bagaimana seorang siswa dengan mudah tega membunuh teman dekatnya sendiri. Kekurangan lain yang menimbulkan kecemasan lebih besar tersebut adalah tingginya emosi dari pelajar. Kekurangan baru berupa tingginya emosi yang dapat menimbulkan akses-akses negatif lebih besar ketimbang rendahnya standar akademis justru belum dipertimbangkan dalam kurikulum sekolah yang baku.
  Tanda-tanda kekurangan perhatian terhadap emosi terlihat dari banyaknya peristiwa-peristiwa kekerasan dikalangan siswa, meningkatnya kekacauan masa remaja dan beberapa akses prilaku negatif  lainnya. Seperti penahanan kaum remaja karena terlibat kasus narkoba,  laju pembunuhan anak muda meningkat, laju bunuh diri kaum remaja. Masih banyak kecenderungan meningkatnya perilaku-prilaku negatif  dan kriminal yang meresahkan.
  Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang berada di tengah-tengah masyarakat hanya akan berhasil apabila ada kerja sama dan dukungan yang penuh pengertian dari masyarakat dan keluarga. Sekolah merupakan suatu kesatuan dari pribadi-pribadi yang berinteraksi. Pribadi-pribadi yang bertemu di sekolah bergabung dalam bagian-bagian yang melakukan hubungan yang harmonis. Terutama hubungan antara guru dan orang tua siswa. Tumbuh kembang remaja pada zaman sekarang sudah tidak bisa lagi  dibanggakan. Perilaku kenakalan remaja saat ini sulit diatasi. Baru-baru ini sering kita dengar beritaditelevisi maupun di radio yang disebabkan oleh kenakalan remaja diantaranya tawuran , pemerkosaan yang dilakukan oleh pelajar SMP , pemakain narkoba dan lain-lain.Kehidupan remaja pada masa kini mulai memprihatinkan. Remaja yang seharusnyamenjadi kader-kader penerus bangsa kini tidak bisa lagi menjadi jaminan untuk kemajuanBangsa dan Negara. Bahkan
4
perilaku mereka cenderung merosot. Oleh karena itu , kenakalan remaja harus segera dihilangkan.
Pada kesempatan ini penyaji  mengadakan pengamatan pada suatu lembaga pendidikan yaitu di SMPN 1 Sidorejo kabupaten magetan yang menurut penyaji bahwa di SMPN 1 Sidorejo siswa -siswanya sangat rawan sekali dengan masalah kenekalan remaja baik di dalam sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
Di dalam makalah ini akan di jelaskan tentang latar belakang masalah antara lain : Apa pengertian kenakalan remaja , Apa saja macam – macam kenakalan remaja , Faktor apa saja yang mempengaruhi kenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo, Gejala – gejala apa saja yang mengarah pada kenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo,  Dampak kenakalan remaja dan Bagaimana solusi untuk mengatasi kenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo.

B.     RUMUSAN MASALAH
 Adapun rumusan masalah dari makalah masalah sosial ini adalah :
1.      Menjelaskan  tentang kenakalan remaja..
2.      Menjelaskan macam - macam kenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo
3.      Menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja di SMPN 1  Sidorejo
4.      Gejala-gajala yang dapat memperlihatkan hal-hal yang mengarah kepadakenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo
5.      Menjelaskan Dampak kenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo.
6.      Menjelaskan solusi mengatasi  kenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo’

C.    TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui dan memahami pengertian kenakalan remaja.
2.      Untuk Mengetahui macam – macam  kenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo
5
3.      Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo
4.      Untuk mengetahui Gejala-gajala yang dapat memperlihatkan hal-hal yang mengarah kepadakenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo
5.      Mengetahui dampak kenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo
6.      Untuk mengetahui solusi mengatasi kenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo

D.    RUANG LINGKUP
Dari hasil pengamatan terhadap lingkungan sekitar mulai dari siswa –siswayang ada disekolah SMPN 1 Sidorejo.,dan sisw-siswa yang tinggal di sekitar lingkungan rumah.

E.     SUMBER DATA
1.      Tinjauan pustaka tentang kenakalan remaja melalui web internet
2.      Pengamatan langsung terhadap perilaku kenakalan remaja di SMPN 1    Sidorejo.
 
F.     METODE
Dalam menulis Karya Tulis Ilmiah ini penulis menggunakan metode pengamatan di lingkungan sekitar SMPN 1 Sidorejo  dan kajian pustaka untuk mendapatkan datainformasi.



 








6
BAB II
PEMBAHASAN DAN ISI

Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan daritahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan kekuatiran bagi para orangtua. Masa remaja sering menjadi pembahasan dalam banyak seminar. Padahal bagi si remaja sendiri, masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, para orangtua hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana adanya. Jangan terlalu membesar-besarkan perbedaan. Orangtua para remaja hendaknya justru menjadi pemberi teladan di depan, di tengah membangkitkan semangat, dan di belakang mengawasi segala tindak tanduk siremaja. Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat pararemaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang seringdisebut sebagai kenakalan remaja.

A.      PENGERTIAN KENAKALAN REMAJA.
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa

7
ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan pengertian remaja menurut Zakiah Darajat (1990: 23) adalah:
masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.

Pengertian Remaja

Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa adolescene diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir.  Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006:  192)
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

8
Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transis.
Definisi kenakalan remaja menurut para ahli :
Kartono, ilmuan sosiologi Kenakalan remaja atau dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah juveniledelinquency merupakan gejala patologis pada remaja di sebabkan oleh satu bentuk pengabaian social.
Santrock “kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yangtidak dapat di terima secara social hingga terjadi tindakan criminal.”
Sedangkan Menurut Paul Moedikdo,SH kenakalan remaja  adalah : 
1.      Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya. 
2.      Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
3.      Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial

B.     JENIS – JENIS KENAKALAN REMAJA DI SMPN 1 SIDOREJO
1.      Kenakalan remaja di sekolah Misal :
a.       Tidak masuk sekolah tanpa keterangan.
b.      Meninggalkan sekolah pada saat jam pelajaran.
c.       Membawa senjata tajam ketika sekolah.
2.      Kenakalan remaja di luar sekolah (masyarakat) Misal :
a.       Ikut balapan liar antar geng.
b.      Ikut tawuran antar geng.
c.       Minum minuman keras.
d.      Mengkonsumsi obat-obatan terlarang seperti narkoba, merokok, dan lain sebagainya.
3.      Kenakalan remaja di lingkungan keluarga Misal :
a.       Tidak mendengarkan nasehat orang tua.
b.      Tidak mentaati perintah orang tua.
c.       Melanggar norma yang telah di sepakati bersama keluarga.
9
C.    PENYEBAB TERJADINYA KENAKALAN REMAJA DI SMPN 1 SIDOREJO.
Perilaku nakal remaja bias di sebabkan oleh factor dari remaja itu sendiri (internal) maupun dari luar (eksternal)
a.      Faktor internal :
1)      Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk intregasi. pertama, terbentuknya persaan akan konsistensi dalam kehidupannya. kedua, tercapainya identitas peran. kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa intregasi ke dua.
2)      Kontrol diri yang lemah Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku “nakal”.
b.      Factor eksternal :
1)      Keluarga Percerain orang tua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga , atau perselisian antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. pendidikan yang salah di keluarga juga bisa mempengaruhi seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama , atua penolakan terhadap eksistensi anak , bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2)      Teman sebaya yang kurang baik.
3)      Komunitas / lingkungan tempat tinggal yang kurang baik

D.    GEJALA YANG DAPAT MEMPERLIHATKAN HAL – HAL YANG MENGARAH PADA KENAKALAN DI SMPN 1 SIDOREJO
1.      Anak-anak tidak disukai oleh taman-temannya sehingga anak tersebut menyendiri.
2.      Anak-anak yang saring menghindarkan diri dari tanggung jawab dirumah atau sekolah.
3.      Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami masalah yang oleh dia sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya.
4.      Anak-anak yang suka berbohong.
5.      Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.

10
6.      Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yang berbeda dengan ketakutan anak-anak normal.
7.      Anak-anak yang suka menyakiti / mengganggu teman-temannyadisekolah atau dirumah.

E.     DAMPAK KENAKALAN REMAJA DI SMPN 1 SIDOREJO

1.      Dampak kenakalan remaja pasti akan berimbas pada remaja tersebut. Bila tidak segera ditangani, ia akan tumbuh menjadi sosok yang bekepribadian buruk.
2.      Remaja yang melakukan kenakalan-kenakalan tertentu pastinya akan dihindari atau malah dikucilkan oleh banyak orang. Remaja tersebut hanya akan dianggap sebagai pengganggu dan orang yang tidak berguna.
3.      Akibat dari dikucilkannya ia dari pergaulan sekitar, remaja tersebut bisa mengalami gangguan kejiwaan. Yang dimaksud gangguan kejiwaan bukan berarti gila, tapi ia akan merasa terkucilkan dalam hal sosialisai, merasa sangat sedih, atau malah akan membenci orang-orang sekitarnya.
4.      Dampak kenakalan remaja yang terjadi, tak sedikit keluarga yang harus menanggung malu. Hal ini tentu sangat merugikan, dan biasanya anak remaja yang sudah terjebak kenakalan remaja tidak akan menyadari tentang beban keluarganya.
5.      Masa depan yang suram dan tidak menentu bisa menunggu para remaja yang melakukan kenakalan. Bayangkan bila ada seorang remaja yang kemudian terpengaruh pergaulan bebas, hampir bisa dipastikan dia tidak akan memiliki masa depan cerah. Hidupnya akan hancur perlahan dan tidak sempat memperbaikinya.
6.      Kriminalitas bisa menjadi salah satu dampak kenakalan. Remaja yang terjebak hal-hal negatif bukan tidak mungkin akan memiliki keberanian untuk melakukan tindak kriminal. Mencuri demi uang atau merampok untuk mendapatkan barang berharga.





11
F.     SOLUSI  MENGATASI KENAKALAN REMAJA DI SMPN 1 SIDOREJO

Sebenarnya menjaga sikap dan tindak tanduk positif itu tidak hanya tanggung jawab para guru dan keluarganya, tetapi semua orang, Guru yang selalu mengusahakan keluarganya menjadi garda terdepan dalam memberikan pendidikan dengan sebuah contoh, adalah cerminan komitmen dan pendalaman makna dari seorang guru. Sang guru harus berusaha agar keluarganya baik dan tidak korupsi agar ia dapat mengajari kepada murid-muridnya yang merupakan remaja generasi penerus bangsa memiliki moral dan ahlak baik dan tidak korupsi, berusaha tidak berbohong agar murid-muridnya sebagai remaja yang baik tidak menjadi pendusta, tidak terjaebak dalam kenakalan remaja.
Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta memiliki posisi yang sangat luhur di masyarakat. Semua orang pasti akan membenarkan pernyataan ini jika mengerti sejauh mana peran dan tanggung jawab seorang guru . Sejak saya baru berusia 6 tahun hingga dewasa, orang tua saya yang merupakan seorang guru, selalu memberikan instruksi yang mengingatkan kami para anak-anaknya adalah anak seorang guru yang harus selalu menjaga tingkah laku agar selalu baik dan jangan sampai melakukan sebuah kesalahan .
Peran guru tidak hanya sebatas tugas yang harus dilaksanakan di depan kelas saja, tetapi seluruh hidupnya memang harus di dedikasikan untuk pendidikan. Tidak hanya menyampaikan teori-teori akademis saja tetapi suri tauladan yang digambarkan dengan perilaku seorang guru dalam kehidupan sehari-hari. Terkesannya seorang Guru adalah sosok orang sempurna yang di tuntut tidak melakukan kesalahan sedikitpun, sedikit saja sang guru salah dalam bertutur kata itu akan tertanam sangat mendalam dalam sanubari para remaja. Jika sang guru mempunyai kebiasaan buruk dan itu di ketahui oleh sang murid, tidak ayal jika itu akan dijadikan referensi bagi para remaja yang lain tentang pembenaran kesalahan yang sedang ia lakukan, dan ini dapat menjadi satu penyebab, alasan mengapa terjadi kenakalan remaja.
Sepertinya filosofi sang guru ini layak untuk di jadikan filosofi hidup, karena hampir setiap orang akan menjadi seorang ayah dan ibu yang notabenenya merupakan guru yang terdekat bagi anak-anak penerus bangsa ini. Akan sulit bagi seorang ayah untuk melarang anak remajanya untuk tidak merokok jika seorang ayahnya adalah perokok. Akan sulit bagi seorang ibu untuk mengajari anak-anak remaja untuk selalu
12
jujur, jika dirumah sang ibu selalu berdusta kepada ayah dan lingkungannya, atau sebaliknya. jadi bagaimana mungkin orang tua melarang remaja untuk tidak nakal sementara mereka sendiri nakal?
Suatu siang saya agak miris melihat seorang remaja SMP sedang asik mengisap sebatang rokok bersama adik kelasnya yang masih di SD, itu terlihat dari seragam yang dikenakan dan usianya memang terbilang masih remaja. Siapa yang harus disalahkan dalam kasus ini. Apakah sianak remaja tersebut, sepertinya tidak adil kalau kita                                                                                       menyalahkan si anak remaja itu saja, anak itu terlahir bagaikan selembar kertas yang masih putih, mau jadi seperti apa kelak di hari tuanya tergantung dengan tinta dan menulis apa pada selembar kertas putih itu . Orang pertama yang patut disalahkan mungkin adalah guru, baik guru yang ada di rumah ( orang tua ), di sekolah ( guru), atau pun lingkungannya hingga secara tanpa disadari mencetak para remaja tersebut untuk melakukan perbuatan yang mengarah pada kenakalan anak.
Peran orang tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan para remaja tentunya tidak membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat menenggelamkan si anak remaja kedalam kenakalan remaja, kontrol yang baik dengan selalu memberikan pendidikan moral dan agama yang baik diharapkan akan dapat membimbing si anak remaja ke jalan yang benar, bagaimana orang tua dapat mendidik anaknya menjadi remaja yang sholeh sedangkan orang tuanya jarang menjalankan sesuatu yang mencerminkan kesholehan, ke masjid misalnya. Jadi jangan heran apabila terjadi kenakalan remaja, karena sang remaja mencontoh pola kenakalan para oran
Tidak mudah memang untuk menjadi seorang guru. Menjadi guru diharapkan tidak hanya didasari oleh gaji guru yang akan dinaikkan, bukan merupakan pilihan terakhir setelah tidak dapat berprofesi di bidang yang lain, tidak juga karena peluang. Selayaknya cita-cita untuk menjadi guru didasari oleh sebuah idealisme yang luhur, untuk menciptakan para remaja sebagai generasi penerus yang berkualitas.
Sebaiknya Guru tidak hanya dipandang sebagai profesi saja, tetapi adalah bagian hidup dan idialisme seorang guru memang harus dijunjung setinggi-tingginya. Idealisme itu seharusnya tidak tergantikan oleh apapun termasuk uang. Namun guru adalah manusia, sekuat-kuatnya manusia bertahan dia tetaplah manusia, jika terpaan cobaan itu terlalu kuat manusia juga dapat melakukan kesalahan.
13
Akhir akhir ini ada berita di media masa yang sangat meruntuhkan citra sang guru adalah berita tentang pencabulan Oknum guru terhadap anak didiknya. Kalau pepatah mengatakan guru kencing bediri murid kencing berlari itu benar, berarti satu orang guru melakukan itu berapa orang murid yang lebih parah dari itu, hingga akhirnya menciptakan pola kenakalan remaja yang sangat tidak ingin kita harapkan.
Gejala-gejala ini telah menunjukan kebenarannya. Kita ambil saja kasus siswa remaja mesum yang dilakukan oleh para remaja belia seperti misalnya kasus-kasus di remaja mesum di taman sari Pangkalpinang ibukota provinsi Bangka Belitung, lokasi remaja pacaran di bukit dealova pangkalpinang, dan remaja Ayam kampus yang mulai marak di tambah lagi foto-foto syur remaja SMP jebus, ini menunjukkan bahwa pepatah itu menujukkan kebenarannya.
Kerja team yang terdiri dari orang tua (sebagai guru dirumah), Guru di sekolah, dan Lingkungan (sebagai Guru saat anak-anak, para remaja bermain dan belajar) harus di bentuk. diawali dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan guru di sekolah, pertemuan yang intensif antara keduanya akan saling memberikan informasi yang sangat mendukung bagi pendidikan para remaja.
 Peran Lingkungan pun harus lebih peduli, dengan menganggap para remaja yang ada di lingkungannya adalah tanggung jawab bersama, tentunya lingkungan pun akan dapat memberikan informasi yang benar kepada orang tua tentang tindak tanduk si remaja tersebut dan kemudian dapat digunakan untuk mengevaluasi perkembangannya agar tidak terjebak dalam kenakalan remaja.
Terlihat betapa peran orang tua sangat memegang peranan penting dalam membentuk pola perilaku para remaja, setelah semua informasi tentang pertumbuhan anaknya di dapat, orang tuapun harus pandai mengelola informasi itu dengan benar
Terlepas dari baik buruknya seorang guru nampaknya filosofi seorang guru dapat dijadikan pegangan bagi kita semua terutama bagi para orang tua untuk menangkal kenakalan remaja, mari kita bersama-sama untuk menjadi guru bagi anak-anak dan para remaja kita para remaja belia, dengan selalu memberi contoh kebenaran dan memberi dorongan untuk berbuat kebenaran. Sang guru bagi para remaja adalah Orang tua, guru sekolah dan lingkungan tempat ia di besarkan. Seandainya sang guru dapat memberi teladan yang baik mudah-mudahan generasi remaja kita akan ada di jalan yang benar dan
14
selamat dari budaya "kenakalan remaja" yang merusak kehidupan dan masa depan para remaja .
Dalam dunia pendidikan guru PAI memiliki peran penting dalam membimbing siswa untuk menjadi siswa yang baik, siswa yang patuh terhadap aturan, yang suka mengukir prestasi, Namun peran ini tidak mudah untuk dilaksanakan dan merupakan beban yang berat karena tidak semua siswa bisa atau mau menjadi yang seperti yang diharapkan, contohnya ada siswa yang tidak mau belajar dengan aktif, dan yang merokok. Ketika hal ini terjadi guru harus bekerjasama dengan orang tua untuk memberikan bantuan bimbingan kepada siswa, karena guru bukanlah satu-satunya pembimbing siswa, dan bukanlah orang yang harus disalahkan ketika siswa menjadi nakal. Orang tua dan guru harus memiliki hubungan dalam konteks antara lain :
a) Guru hendaknya selalu mengadakan hubungan timbal balik dengan orang tua/wali anak didik dalam rangka kerja sama untuk memecahkan persoalan-persoalan di sekolah dan pribadi anak.
b) Segala kesalahfahaman yang terjadi antara guru dan orang tua/wali anak didik, hendaknya diselesaikan dengan musyawarah dan mufakat”.[2][12] Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan mutlak harus mengadakan kerja sama dengan orang tua siswa, karena siswa berada disekolah waktunya sangat terbatas, untuk memantau perkembangan siswa. Baik dari segi pengetahuan, maupun sikap guru harus lebih aktif untuk bertanya kepada orang tua tentang bagaimana kehidupan siswa di luar sekolah namun guru juga berkewajiban untuk memberikan laporan dan penjelasan kepada orang tua tentang perkembangan yang dialami oleh siswa sehingga jika ada permasalahan yang dialami oleh siswa akan lebih mudah untuk mencari solusinya.
Dari uraian di atas maka solusi untuk mengatasi kenakalan remaja di SMPN 1 Sidorejo antara lain :
1.        Kegagalan yang mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisadicegah atau diatasi dengan prinsip keteladan.

 
 

15
2.        Adanya motifasi dari keluarga , guru , teman sebaya untuk melakukan point pertama.
3.        Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis , komunikatif , dan nyaman bagi remaja.
4.        Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua member arahan dengan siapa dan dikomunitas mana remaja harus bergaul.
5.        Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
6.        Adanya hubungan kerjasama antara guru PAI dengan orang tua dalam memecahkan persoalan – persoalan yang di hadapi siswa.


16
BAB III
SIMPULAN & SARAN

A.    SIMPULAN
1)      Pada dasarnya kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang disekitarnya.
2)      Kenakalan remaja pada zaman sekarang ini disebabkan oleh beberapa factor. Perilaku nakal remaja disebabkan oleh factor remaja itu sendiri (internal) maupun factor dari luar (eksternal).
3)      Dampak kenakalan remaja yang terjadi, tak sedikit keluarga yang harus menanggung malu. Hal ini tentu sangat merugikan, dan biasanya anak remaja yang sudah terjebak kenakalan remaja tidak akan menyadari tentang beban keluarganya.
4)      Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
5)      Adanya motivasi dari keluarga , guru , teman sebaya merupakan hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja.
6)      Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya anak tersebut menyendiri. Anak yang demikian akan dapat menyebabkan kegoncangan emosi.
7)      Adanya kerjasama antara guru PAI dengan orang tua siswa.

B.     SARAN
1)      Perlu adanya tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakan remaja di Indonesia agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja.
2)      Perlunya penanaman nilai moral , pendidikan dan nilai religious pada diri seorang remaja.





17
DAFTAR PUSTAKA






Tidak ada komentar:

Posting Komentar