PERANCANGAN
PENILAIAN AUTENTIK PADA PEMBELAJARAN
TEMATIK TERPADU
- Teknik Penilaian di SD
Penilaian di SD dilakukan dalam
berbagai teknik untuk semua kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga
aspek, yaitu sikap, pengetahuan,
dan keterampilan
1.
Penilaian Sikap
a.
Contoh muatan KI-1 (sikap spiritual) antara
lain:
1) Ketaatan
beribadah
2) Berperilaku
syukur
3) Berdoa
sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
4) Toleransi
dalam beribadah
b.
Contoh muatan KI-2 (sikap sosial) antara lain:
1) Jujur
2) Disiplin
3) Tanggung
jawab
4) Santun
5) Peduli
6) Percaya
diri
7) Bisa
ditambahkan lagi sikap-sikap yang lain sesuai kompetensi dalam pembelajaran,
misal : kerja sama, ketelitian, ketekunan, dll..
Penilaian aspek sikap dilakukan melalui tehnik
observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, dan jurnal.
a.
Observasi
Merupakan
teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan
indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format
observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Hal ini
dilakukan saat pembelajaran maupun diluar pembelajaran
b.
Penilaian
Diri
Merupakan
teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan
dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang
digunakan berupa lembar penilaian diri.
c.
Penilaian
Antar teman
Merupakan
teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan
perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa lembar
penilaian antarpeserta didik.
d.
Jurnal Catatan Guru
Merupakan
catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan
sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan
dari hasil observasi.
- Cakupan Penilaian Sikap
Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap
menjadi dua, yaitu sikap spiritual
yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan sikap sosial yang terkait dengan
pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab. Sikap spiritual sebagai perwujudan dari menguatnya interaksi
vertikal dengan Tuhan Yang Maha Esa,
sedangkan sikap sosial sebagai perwujudan eksistensi kesadaran dalam upaya
mewujudkan harmoni kehidupan.
Pada jenjang SD, kompetensi sikap spiritual
mengacu pada KI-1: Menghargai dan
menghayati ajaran agama yang dianutnya, sedangkan kompetensi sikap sosial
mengacu pada KI-2: Menghargai dan
menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Berdasarkan rumusan KI-1 dan KI-2 di atas,
penilaian sikap pada jenjang SD mencakup:
Tabel
1. Cakupan Penilaian Sikap
|
Penilaian sikap spiritual
|
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianut
|
|
Penilaian sikap sosial
|
1. jujur
2. disiplin
3. tanggung jawab
4. toleransi
5. gotong royong
6. santun
7. percaya diri
|
KD pada KI-1:
aspek sikap spiritual (untuk matapelajaran tertentu bersifat generik, artinya
berlaku untuk seluruh Sub Tema). Sedangkan KD pada KI-2: aspek sikap sosial
(untuk mata pelajaran tertentu bersifat relatif generik, namun beberapa Sub
Tema tertentu ada KD pada KI-3 yang berbeda dengan KD lain pada KI-2). Guru
dapat menambahkan sikap-sikap tersebut menjadi perluasan cakupan penilaian
sikap. Perluasan cakupan penilaian sikap didasarkan pada karakterisitik KD pada KI-1 dan KI-2 setiap
mata pelajaran.
- Perumusan
Indikator dan Contoh Indikator
Acuan penilaian adalah indikator,
karena indikator merupakan tanda tercapainya suatu kompetensi. Indikator harus
terukur. Dalam konteks penilaian sikap, indikator merupakan tanda-tanda yang
dimunculkan oleh peserta didik, yang dapat diamati atau diobservasi oleh guru
sebagai representasi dari sikap yang dinilai.
Berikut ini dideskripsikan beberapa
contoh indikator dari sikap-sikap yang tersurat dalam KI-1 dan KI-2
Tabel
2. Daftar Deskripsi Indikator
Sikap dan pengertian
|
Contoh Indikator
|
|
Sikap spiritual
|
·
Berdoa sebelum dan sesudah
menjalankan sesuatu.
·
Menjalankan ibadah tepat waktu.
·
Memberi salam pada saat awal dan
akhir presentasi sesuai agama yang dianut.
·
Bersyukur atas nikmat dan karunia
Tuhan Yang Maha Esa;
·
Mensyukuri kemampuan manusia dalam
mengendalikan diri
·
Mengucapkan syukur ketika berhasil
mengerjakan sesuatu.
·
Berserah diri (tawakal) kepada Tuhan
setelah berikhtiar atau melakukan usaha.
·
Menjaga lingkungan hidup di sekitar
rumah tempat tinggal, sekolah dan masyarakat
·
Memelihara hubungan baik dengan
sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
·
Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
sebagai bangsa Indonesia.
·
Menghormati orang lain menjalankan
ibadah sesuai dengan
agamanya.
|
|
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut
|
|
|
Sikap sosial
|
·
Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan
·
Tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya
orang lain tanpa menyebutkan sumber)
·
Mengungkapkan perasaan apa adanya
·
Menyerahkan kepada yang berwenang barang yang
ditemukan
·
Membuat laporan berdasarkan data atau informasi
apa adanya
·
Mengakui kesalahan atau kekurangan yang
dimiliki
|
|
1.
Jujur
adalah perilaku dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
|
|
|
2.
Disiplin
adalah tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
|
·
Datang tepat waktu
·
Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/
sekolah
·
Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan
·
Mengikuti kaidah berbahasa tulis yang baik dan
benar
|
|
3.
Tanggungjawab
adalah sikap dan perilaku seseorang
untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan,
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya),
negara dan Tuhan Yang Maha Esa
|
·
Melaksanakan tugas individu dengan baik
·
Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
·
Tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa
bukti yang akurat
·
Mengembalikan barang yang dipinjam
·
Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang
dilakukan
·
Menepati janji
·
Tidak menyalahkan orang lain utk kesalahan tindakan kita sendiri
·
Melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa
disuruh/diminta
|
|
4.
Toleransi
adalah sikap dan tindakan yang
menghargai keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan
|
·
Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat
·
Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan
pendapatnya
·
Dapat menerima kekurangan orang lain
·
Dapat mememaafkan kesalahan orang lain
·
Mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun
yang memiliki keberagaman latar belakang, pandangan, dan keyakinan
·
Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri
pada orang lain
·
Kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan
orang lain agar dapat memahami orang lain lebih baik
·
Terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima
sesuatu yang baru
|
|
5.
Gotong
royong
adalah bekerja bersama-sama dengan
orang lain untuk mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan
tolong menolong secara ikhlas.
|
·
Terlibat aktif dalam bekerja bakti membersihkan
kelas atau sekolah
·
Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan
·
Bersedia membantu orang lain tanpa mengharap
imbalan
·
Aktif dalam kerja kelompok
·
Memusatkan perhatian pada tujuan kelompok
·
Tidak mendahulukan kepentingan pribadi
·
Mencari jalan untuk mengatasi perbedaan
pendapat/pikiran antara diri sendiri dengan orang lain
·
Mendorong orang lain untuk bekerja sama demi
mencapai tujuan bersama
|
|
6.
Santun
atau sopan
adalah sikap baik dalam pergaulan
baik dalam berbahasa maupun bertingkah laku. Norma kesantunan bersifat
relatif, artinya yang dianggap baik/santun pada tempat dan waktu tertentu
bisa berbeda pada tempat dan waktu yang lain.
|
·
Menghormati orang yang lebih tua.
·
Tidak meludah di sembarang tempat.
·
Tidak menyela pembicaraan pada waktu yang tidak
tepat
·
Mengucapkan terima kasih setelah menerima
bantuan orang lain
·
Bersikap 3S (salam, senyum, sapa)
·
Meminta ijin ketika akan memasuki ruangan orang
lain atau menggunakan barang milik orang lain
·
Memperlakukan orang lain sebagaimana diri
sendiri ingin diperlakukan
|
|
7.
Percaya
diri
adalah kondisi mental atau
psikologis seseorang yang memberi keyakinan kuat untuk berbuat atau bertindak
|
·
Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa
ragu-ragu.
·
Mampu membuat keputusan dengan cepat
·
Tidak mudah putus asa
·
Tidak canggung dalam bertindak
·
Berani presentasi di depan kelas
·
Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab
pertanyaan
|
- Teknik dan Bentuk Instrumen
1.
Teknik
Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian
yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan instrumen
yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Observasi langsung
dilaksanakan oleh guru secara langsung tanpa perantara orang lain. Sedangkan
observasi tidak langsung dengan bantuan orang lain, seperti guru lain, orang
tua, peserta didik, dan karyawan sekolah.
Bentuk instrumen yang digunakan untuk
observasi adalah pedoman observasi yang berupa daftar cek atau skala penilaian
(rating scale) yang disertai rubrik. Daftar cek digunakan untuk
mengamati ada tidaknya suatu sikap atau perilaku. Sedangkan skala penilaian
menentukan posisi sikap atau perilaku peserta didik dalam suatu rentangan
sikap. Pedoman observasi secara umum memuat pernyataan sikap atau perilaku yang
diamati dan hasil pengamatan sikap atau perilaku sesuai kenyataan. Pernyataan
memuat sikap atau perilaku yang positif atau negatif sesuai indikator
penjabaran sikap dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar. Rentang skala
hasil pengamatan antara lain berupa :
a. Selalu,
sering, kadang-kadang, tidak pernah
b. Sangat
baik, baik, cukup baik, kurang baik
(lihat lembar contoh instrumen).
Pedoman observasi dilengkapi juga dengan
rubrik dan petunjuk penskoran. Rubrik memuat petunjuk/uraian dalam penilaian
skala atau daftar cek. Sedangkan petunjuk penskoran memuat cara memberikan skor
dan mengolah skor menjadi nilai akhir. Agar observasi lebih efektif dan terarah
hendaknya :
a. Dilakukan
dengan tujuan jelas dan direncanakan sebelumnya. Perencanaan mencakup indikator
atau aspek yang akan diamati dari suatu proses.
b. Menggunakan
pedoman observasi berupa daftar cek atau skala penilaian.
c. Pencatatan
dilakukan selekas mungkin.
d. Kesimpulan
dibuat setelah program observasi selesai dilaksanakan.
2. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian
dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan
dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa
lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik.
Skala penilaian dapat disusun dalam bentuk
skala Likert atau skala semantic
differential. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai
suatu gejala atau fenomena. Sedangkan
skala semantic differential yaitu
skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun
checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban yang
sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif
terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya.
Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan
skala semantic differential adalah
data interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau
karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang.
3.
Penilaian
Antar Peserta Didik
Penilaian antarpeserta didik merupakan
teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait
dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan untuk penilaian
antarpeserta didik adalah daftar cek dan skala penilaian (rating scale) dengan teknik sosiometri berbasis kelas. Guru dapat
menggunakan salah satu dari keduanya atau menggunakan dua-duanya.
4.
Jurnal
Jurnal
merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi
hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan
dengan sikap dan perilaku.
Kelebihan
yang ada pada jurnal adalah peristiwa/kejadian dicatat dengan segera. Dengan
demikian, jurnal bersifat asli dan objektif dan dapat digunakan untuk memahami
peserta didik dengan lebih tepat. Sementara itu, kelemahan yang ada pada jurnal
adalah reliabilitas yang dimiliki rendah, menuntut waktu yang banyak, perlu
kesabaran dalam menanti munculnya peristiwa sehingga dapat mengganggu perhatian
dan tugas guru, apabila pencatatan tidak dilakukan dengan segera, maka
objektivitasnya berkurang.
Terkait
dengan pencatatan jurnal, maka guru perlu mengenal dan memperhatikan perilaku
peserta didik baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Aspek-aspek pengamatan
ditentukan terlebih dahulu oleh guru sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
yang diajar. Aspek-aspek pengamatan yang sudah ditentukan tersebut kemudian
dikomunikasikan terlebih dahulu dengan peserta didik di awal semester.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jurnal adalah:
a.
Catatan atas pengamatan guru harus objektif
b.
Pengamatan dilaksanakan
secara selektif, artinya yang dicatat hanyalah kejadian
/ peristiwa yang berkaitan dengan Kompetensi Inti.
c.
Pencatatan segera
dilakukan (jangan ditunda-tunda)
Pedoman umum penskoran jurnal:
a. Penyekoran pada jurnal dapat dilakukan dengan
menggunakan skala likert. Sebagai contoh skala 1 sampai dengan 4.
b. Guru menentukan aspek-aspek yang akan diamati.
c. Pada masing-masing aspek, guru menentukan indikator
yang diamati.
d. Setiap aspek yang sesuai dengan indikator yang muncul
pada diri peserta didik diberi skor 1, sedangkan yang tidak muncul diberi skor
0.
e. Jumlahkan skor pada masing-masing aspek.
f. Skor yang diperoleh pada masing-masing aspek kemudian
direratakan
g. Nilai Sangat
Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) ditentukan dengan cara
menghitung rata-rata skor dan membandingkan dengan kriteria penilaian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar