Sabtu, 17 November 2018

Hubungan logika dan teori kebenaran.

Hubungan logika dan teori kebenaran.
Menurut Saharti Akhadiyah (2011:208) dalam bukunya filsafat ilmu lanjut, dikatakan bahwa “Sebagai sarana penalaran, logika berorientasi pada pengetahuan tentang kebenaran.”.  Sedangkan Mundiri (2014: 17) menyebutkan logika membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan.
Dilain pihak Muhammad Adib (2010:101) mengatakan “lapangan logika adalah asas-asas yang menentukan pemikiran yang lurus, tepat, dan sehat. Agar dapat berpikir lurus, tepat dan teratur, logika menyelidiki, merumuskan serta menerapkan hukum-hukum yang harus ditepati. Begitu pula The Liang Gie (1980) menyebutkan logika, salah satunya logika formal mempelajari asas, aturan atau hukum-hukum berpikir yang harus ditaati, agar orang dapat berpikir dengan benar dan mencapai kebenaran.
Jadi, logika adalah asas-asas yang dijadikan landasan berpikir lurus, tepat dan teratur untuk mendapatkan kesahihan atau kebenaran.
Teori kebenaran diantaranya teori korespondensi, teori konsistensi, teori pragmatisme dan teori religius, menurut Muhammad Adib (2010) disebutkan teori korespondensi merupakan teori kebenaran yang menegaskan bahwa pengetahuan itu sahih apabila  proporsi  bersesuaian dengan realitas pengetahuan itu. Kalo teori pragmatisme merupakan teori kebenaran yang mendasarkan diri kepada kriteria tentabg fungsi atau tidaknya suatu pernyataan dalam lingkup ruang dan waktu tertentu. Sedangkan teori religius memaparkan bahwa manusia bukanlah semata-mata makhluk jasmani, tetapi juga makhluk rohani. Oleh karena itu, muncullah teori religius yang kebenarannya secara ontologis dan aksiologis bersumber dari sabda Tuhan yang disampaikan melalui wahyu.

Dari uraian tersebut kita dapat simpulkan bahwa logika memiliki hubungan erat dengan teori kebenaran baik teori kebenaran dari teori korespondensi, teori konsistensi, teori pragmatisme dan teori religius. Dimana antara logika dan teori kebenaran sama-sama berupaya mendapatkan kebenaran, agar manusia dapat berpikir dengan menggunakan rasio dalam menyelidiki suatu obyek atau mencari kebenaran yang ada dalam obyek yang menjadi sasaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar