Selasa, 20 November 2018

Hubungan filsafat, pendidikan dan manusia


1.     Hubungan filsafat, pendidikan dan manusia, perlu kita telaah terlebih dulu pengertian masing-masing. Filsafat menurut Hasbullah Bakry  adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam mengenai ketuhanan, manusia dan alam semesta sehingga dapat melahirkan pengetahuan tentang bagaimana dan sejauh mana  hakikat yang dicapai manusia. Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani. Kata ini berasal dari kata philosophia yang berarti cinta pengetahuan. Terdiri dari kata philos yang berarti cinta, senang dan suka, serta kata sophia berarti pengetahuan, hikmah, dan kebijaksanaan (Maksum,1986:7). Menurut Hasan Shadily (1984:9)  filsafat menurut asal katanya adalah cinta akan kebenaran. Dengan demikian, dapat ditarik pengertian bahwa filsafat adalah cinta pada ilmu pengetahuan atau kebenaran, suka kepada hikmah dan kebijak­sanaan. Jadi, orang yang berfilsafat adalah orang yang mencintai kebenaran, berilmu pengetahuan, ahli hikmah dan bijaksana. Pemikiran yang ingin dicapai oleh filsafat ialah kebenar­an yang bersifat hakiki, hingga nilai kebenaran tersebut dapat dijadikan pandangan hidup manusia.
Sedangkan definisi pendidikan Menurut Purwanto (dalam Sukardjo, M, 2010:7) untuk memahami pendidikan ada dua istilah yang dapat mengarahkan pada pemahaman hakikat pendidikan, yakni kata paedagogoie dan paedagogiek. Paedagogie bermakna pendidikan, sedangakan paedagogiek berarti ilmu pendidikan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila pedagogik (pedagogics) atau ilmu mendidik adalah ilmu atau teori yang sistematis tentang pendidikan yang sebenarnya bagi anak atau untuk anak sampai ia mencapai tahap kedewasaan. Pendidikan merupakan bimbingan secara sadar dari pendidik terhadap perkembangan jasmani dan ruhani anak-didik menuju terbentuknya manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan ideal. Yang dimak­sud kepribadian yang utama atau ideal adalah kepribadian yang memiliki kesadaran moral dan sikap mental secara teguh dan sungguh-sungguh memegang dan melaksanakan ajaran atau prinsip-prinsip nilai (filsafat) yang menjadi pandangan hidup secara individu, masyarakat maupun filsafat bangsa dan negara.
Pendidikan diartikan sebagai suatu proses usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan kemanusiaannya dalam membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai-nilai dan dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi berikutnya, agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan sifat hakiki dan ciri-ciri kemanusiaannya.
Dengan kata lain, proses pendidikan merupakan rangkaian usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa meningkatkan kemampuan dasar dan kehidupan pribadinya sebagai makhluk individu dan makhluk sosial serta dalam hubungannya dengan alam sekita­mya agar menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Proses pendidikan adalah proses perkembangan yang bertujuan. Dan tujuan dari proses perkembangan itu secara alamiah ialah kedewa­saan, kematangan dari kepribadian manusia. Dengan demikian, jelaslah bahwa pengertian pendidikan itu erat kaitannya dengan masalah yang dihadapi dalam kehidupan manusia.
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi. Manusia dapat diartikan sebagai makhluk yang memiliki akal budi (mampu menguasai makhluk lain). Manusia dapat diartikan pula sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Manusia memiliki ciri khas yang berbeda dengan makhluk ciptaan tuhan lainnya. Misalnya ciri khas manusia dari hewan, terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang disebut dengan sifat hakikat manusia. Disebut sifat hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Hakikat manusia ditempatkan pada pengkajian tentang pendidikan disini adalah manusia sebagai subyek pendidikan.
Dari uraian di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa hubungan filsafat, pendidikan dan manusia adalah ada keterkaitan yang sangat erat, mendalam dan komprehensif,  filsafat berusaha untuk mencari kebenaran walaupun kebenaran menurut filsafat adalah relatif namun berusaha memahami persoalan-persoalan yang timbul di dalam keselu­ruhan ruang lingkup pengalaman hidup manusia sebagai subyek dari pendidikan. Filsafat mengajukan pertanyaan-perta­nyaan dan menyelidiki aspek-aspek realita dan pengalaman yang banyak didapatkan dalam bidang pendidikan. Dengan melihat tugas dan fungsinya, maka pendidikan harus dapat menyerap, mengolah, menganalisa, dan menjabarkan aspirasi dan ideali­tas manusia dalan kehidupan masyarakat  demi kelangsungan dan perkembangan hidup generasi penerusnya.Dengan demikian, diharapkan agar manusia melalui proses pendidikan berusaha mencari kebenaran yang hakiki sehingga dapat mengerti dan memiliki pandang­an yang menyeluruh dan sistematis mengenai alam semesta dan tempat manusia di dalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar