1. Hubungan filsafat, pendidikan dan manusia, perlu kita telaah
terlebih dulu pengertian masing-masing. Filsafat menurut Hasbullah Bakry adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam mengenai ketuhanan, manusia dan alam semesta sehingga dapat melahirkan
pengetahuan tentang bagaimana dan sejauh mana
hakikat yang dicapai manusia. Kata filsafat berasal dari bahasa
Yunani. Kata ini berasal dari kata philosophia yang berarti cinta
pengetahuan. Terdiri dari kata philos yang berarti cinta, senang dan
suka, serta kata sophia berarti pengetahuan, hikmah, dan kebijaksanaan
(Maksum,1986:7). Menurut Hasan Shadily (1984:9) filsafat menurut asal katanya adalah cinta akan
kebenaran. Dengan demikian, dapat ditarik pengertian bahwa filsafat adalah
cinta pada ilmu pengetahuan atau kebenaran, suka kepada hikmah dan kebijaksanaan.
Jadi, orang yang berfilsafat adalah orang yang mencintai kebenaran, berilmu
pengetahuan, ahli hikmah dan bijaksana. Pemikiran yang ingin dicapai oleh
filsafat ialah kebenaran yang bersifat hakiki, hingga nilai kebenaran tersebut
dapat dijadikan pandangan hidup manusia.
Sedangkan definisi
pendidikan Menurut Purwanto (dalam Sukardjo, M, 2010:7) untuk memahami
pendidikan ada dua istilah yang dapat mengarahkan pada pemahaman hakikat
pendidikan, yakni kata paedagogoie
dan paedagogiek. Paedagogie bermakna pendidikan, sedangakan paedagogiek berarti ilmu pendidikan. Oleh karena itu, tidaklah
mengherankan apabila pedagogik (pedagogics) atau ilmu mendidik adalah ilmu atau
teori yang sistematis tentang pendidikan yang sebenarnya bagi anak atau untuk
anak sampai ia mencapai tahap kedewasaan. Pendidikan merupakan bimbingan secara
sadar dari pendidik terhadap perkembangan jasmani dan ruhani anak-didik menuju
terbentuknya manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan ideal. Yang dimaksud
kepribadian yang utama atau ideal adalah kepribadian yang memiliki
kesadaran moral dan sikap mental secara teguh dan sungguh-sungguh memegang dan
melaksanakan ajaran atau prinsip-prinsip nilai (filsafat) yang menjadi
pandangan hidup secara individu, masyarakat maupun filsafat bangsa dan negara.
Pendidikan diartikan sebagai suatu proses usaha dari manusia
dewasa yang telah sadar akan kemanusiaannya dalam membimbing, melatih, mengajar
dan menanamkan nilai-nilai dan dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi
berikutnya, agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan
tugas-tugas hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan sifat hakiki dan ciri-ciri
kemanusiaannya.
Dengan kata lain, proses pendidikan merupakan rangkaian usaha
membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa meningkatkan kemampuan
dasar dan kehidupan pribadinya sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
serta dalam hubungannya dengan alam sekitamya agar menjadi pribadi yang
bertanggung jawab. Proses pendidikan adalah proses perkembangan yang bertujuan.
Dan tujuan dari proses perkembangan itu secara alamiah ialah kedewasaan,
kematangan dari kepribadian manusia. Dengan demikian, jelaslah bahwa pengertian
pendidikan itu erat kaitannya dengan masalah yang dihadapi dalam kehidupan
manusia.
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta),
“mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi. Manusia dapat diartikan
sebagai makhluk yang memiliki akal budi (mampu menguasai makhluk lain). Manusia
dapat diartikan pula sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau
realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Manusia memiliki ciri
khas yang berbeda dengan makhluk ciptaan tuhan lainnya. Misalnya ciri khas
manusia dari hewan, terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang disebut
dengan sifat hakikat manusia. Disebut sifat hakikat manusia karena secara
hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada
hewan. Hakikat manusia ditempatkan pada pengkajian tentang pendidikan disini
adalah manusia sebagai subyek pendidikan.
Dari uraian di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa hubungan
filsafat, pendidikan dan manusia adalah ada keterkaitan yang sangat erat,
mendalam dan komprehensif, filsafat
berusaha untuk mencari kebenaran walaupun kebenaran menurut filsafat adalah relatif
namun berusaha memahami persoalan-persoalan yang timbul di dalam keseluruhan
ruang lingkup pengalaman hidup manusia sebagai subyek dari pendidikan. Filsafat
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan menyelidiki aspek-aspek realita dan
pengalaman yang banyak didapatkan dalam bidang pendidikan. Dengan melihat tugas
dan fungsinya, maka pendidikan harus dapat menyerap, mengolah, menganalisa, dan
menjabarkan aspirasi dan idealitas manusia dalan kehidupan masyarakat demi kelangsungan dan perkembangan hidup generasi
penerusnya.Dengan demikian, diharapkan agar manusia melalui proses pendidikan
berusaha mencari kebenaran yang hakiki sehingga dapat mengerti dan memiliki
pandangan yang menyeluruh dan sistematis mengenai alam semesta dan tempat
manusia di dalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar