Dari sudut pandang ethic epistemology.
Epistemology
atau teori pengetahuan. Epstemologi berasal dari bahasa Yunani “episteme” dan
“logos”. Episteme artinya pengetahuan, logos artinya teori. Dengan demikian
epistemology secara etimologis berarti teori pengetahuan. Epistemologi memang
merupakan bagian filsafat yang mempersoalkan berbagai pengertian, seperti
mengetahui, pengetahuan, kepastian, dan kebenaran pengetahuan.
Jadi
epistimologi adalah suatu cabang filsafat yang membahas sumber, proses, syarat,
batas, vaaliditas dan hakekat pengetahuan. Epistimologi meliputi berbagai
sarana dan tata cara mengguanakan sarana dan sumber pengetahuan untuk mencapai
kebenaran dan kenyataan. Perbedaan dalam pemilihan asumsi ontologi dengan
sendirinya akan mengakibatkan perbedaan sarana yang akan dipergunakan, yaitu
akal, pengetahuan, intuisi, dan lain-lain.
Sedangkan
ethic atau ethos yang berarti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang
habitat, kebiasaaan, adat, akhlak, cara berpikir, kemudian terbentuklah istilah
etika. Dari pengertian tersebut dapat kita artikan ethic epistemology adalah
cara berpikir yang berdasarkan ilmu pengetahuan.
Sebagai
seorang dokter yang memiliki ilmu pengetahuan harus melaksanakan tugasnya dengan
menggunakan metode tertentu, dan akhirnya aktivitas metodis itu mendatangkan
pengetahuan yang sistematis dan dapat mengambil keputusan berdasarkan
keilmuannya dan bertindak sesuai dengan pengetahuan secara ilmiah.
Pengetahuan
ilmiah mempunyai 5 (lima) ciri pokok sebagai berikut :
a. Empiris. Pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan
dan percobaan.
b. Sistematis. Berbagai keterangan dan data yang tersusun
sebagai kumpulan pengetahuan itu mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur.
c. Objektif. Ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari
prasangka perseorangan dan kesukaan pribadi.
d. Analitis. Pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan
pokok soalnya kedalam bagian-bagian yang terperinci untuk memahami berbagai
sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu.
e. Verifikatif. Dapat diperiksa kebenarannya oleh siapapun
juga.
Jadi jika saya sebagai seorang dokter, menghadapi keadaan pasien yang
seperti itu, maka yang akan saya lakukan adalah mengikuti langkah-langkah
prosedural dengan menerapan hasil percobaan pengobatan yang sudah pernah ada
dan berhasil, mengumpulkan data dan pengetahuan yang berhubungan dengan
penyakit, obyektif dalam menyikapai permasalahan pasien dan tidak gegabah karena
harus kita analisis serta terperinci tentang riwayat penyakit dan tentunya
tindakan yang diambil adalah tindakan seorang dokter yang benar menurut
siapapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar