Sabtu, 17 November 2018

ethic epistemology

 Dari sudut pandang ethic epistemology.
Epistemology atau teori pengetahuan. Epstemologi berasal dari bahasa Yunani “episteme” dan “logos”. Episteme artinya pengetahuan, logos artinya teori. Dengan demikian epistemology secara etimologis berarti teori pengetahuan. Epistemologi memang merupakan bagian filsafat yang mempersoalkan berbagai pengertian, seperti mengetahui, pengetahuan, kepastian, dan kebenaran pengetahuan.
Jadi epistimologi adalah suatu cabang filsafat yang membahas sumber, proses, syarat, batas, vaaliditas dan hakekat pengetahuan. Epistimologi meliputi berbagai sarana dan tata cara mengguanakan sarana dan sumber pengetahuan untuk mencapai kebenaran dan kenyataan. Perbedaan dalam pemilihan asumsi ontologi dengan sendirinya akan mengakibatkan perbedaan sarana yang akan dipergunakan, yaitu akal, pengetahuan, intuisi, dan lain-lain.
Sedangkan ethic atau ethos yang berarti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang habitat, kebiasaaan, adat, akhlak, cara berpikir, kemudian terbentuklah istilah etika. Dari pengertian tersebut dapat kita artikan ethic epistemology adalah cara berpikir yang berdasarkan ilmu pengetahuan.
Sebagai seorang dokter yang memiliki ilmu pengetahuan harus melaksanakan tugasnya dengan menggunakan metode tertentu, dan akhirnya aktivitas metodis itu mendatangkan pengetahuan yang sistematis dan dapat mengambil keputusan berdasarkan keilmuannya dan bertindak sesuai dengan pengetahuan secara ilmiah.
Pengetahuan ilmiah mempunyai 5 (lima) ciri pokok sebagai berikut :
a.       Empiris. Pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan.
b.      Sistematis. Berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur.
c.       Objektif. Ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan pribadi.
d.      Analitis. Pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok soalnya kedalam bagian-bagian yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu.
e.       Verifikatif. Dapat diperiksa kebenarannya oleh siapapun juga.
Jadi jika saya sebagai seorang dokter, menghadapi keadaan pasien yang seperti itu, maka yang akan saya lakukan adalah mengikuti langkah-langkah prosedural dengan menerapan hasil percobaan pengobatan yang sudah pernah ada dan berhasil, mengumpulkan data dan pengetahuan yang berhubungan dengan penyakit, obyektif dalam menyikapai permasalahan pasien dan tidak gegabah karena harus kita analisis serta terperinci tentang riwayat penyakit dan tentunya tindakan yang diambil adalah tindakan seorang dokter yang benar menurut siapapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar